Pages

Friday, July 27, 2007

Orangtua (khususnya mom) vs anak dan emosi

Beberapa hari ini berita hangat adalah emosi ibu... dimana orang tua atau ibu memukul anak. Bahkan tadi siang dengar berita anak 17 bulan dipukul ortunya hingga tewas. Apa yang menyebabkan itu terjadi?? Kenapa orang tua sekarang menjadi begitu kejam?? sebetulnya apa yang berlaku pada mereka??

Kalau kejadian ini aku telaah beberapa waktu silam pasti jawabanku satu "orang tua kok sadis banget ya.. tidak mensyukuri karunia Tuhan" Tapi sekarang aku bisa memahami dengan sangat kenapa itu terjadi. Ada beberapa hal pemicu yang biasa terjadi

1. Seorang ibu yang mutlak hanya sebagai ibu rumah tangga (tanpa pembantu) membuat si ibu terperangkap pada satu situasi yang itu itu saja. Monoton, membosankan dan memberikan tekanan sangat berat. Seperti kita tahu pekerjaan rumah tidak pernah ada habisnya. Sangat sulit bagi seorang ibu untuk sekedar bersenang2 di luar karena beban pekerjaan rumah tidak ada yang menyelesaikan... apalagi dengan anak lebih dari satu dan masih kecil.

2. Berbedanya situasi dimana keluarga (dalam 1 rumah) adalah benar2 suami, istri dan anak. dibandingkan keluaraga yang tinggal dengan orang tua ataupun saudara2 sekandung misalnya. Kehidupan satu keluarga sendiri bisa jadi tenang tanpa ada campur tangan pihak lain tapi ada kalanya pula tak ada orang lain dalam keluarga membuat kita tidak memiliki teman berbagi apabila ada sebuah masalah yang datang.

3. Suami sebagai kepala rumah tangga akan selalu bergelut dengan pekerjaan sejajar dengan kehidupan saat ini yang tidak lepas dari uang. Pekerjaan yang menyita banyak waktu dan tenaga ini membuat secara mental dan fisik lelah ketika sampai di rumah. Kelelahan tersebut membuat dirinya tidak peduli secara langsung dengan keadaan sekitar.

4. Kondisi anak dan sifat mereka terkadang membuat orang tua mengalami kebingungan ataupun kecemasan. Seorang anak kadang karena terlalu aktif melakukan hal-hal yang berbahaya atau merusak yang mengakibatkan seorang ibu yang menjaga sendiri anaknya tidak boleh lepas perhatian atas mereka. Begitupula apabila anak menjadi sangat posesif dalam segala hal mengakibatkan pertengkaran antar anak yang tiada henti. Ataupun karena ibu yang juga sibuk melakukan beberapa pekerjaan rumah membuat anak merasa terabaikan dan justru melakukan hal-hal yang membuat ibu semakin tidak nyaman

5. Masalah ekonomi yang menyebabkan beban lebih berat kepada seorang istri untuk bisa mengatur jalannya roda kehidupan rumah tangga dengan lebih baik. Masalah ini akan menambah beban mental bagi seorang istri.

Beberapa hal tersebut ternyata telah memicu seorang ibu untuk menjadi kehilangan akal sehatnya apabila anak menangis meraung2 atau melakukan hal2 yang dianggap bandel atau nakal. Kelelahan luar biasa secara fisik dan mental dan timbunan masalah yang dia pendam selama ini terlebih tidak adanya orang yang bisa berbagi beban membuatnya menjadi meledak apabila dia menghadapi suatu kondisi yang menambah tekanan emosinya. Tidak heran ada beberapa orang ibu bahkan sudah mulai memukul anak yang usianya baru beberapa bulan saja.

Seandainya hal tersebut disadari, terutama suami, apabila dia melihat suatu yang ganjil dan berbeda pada diri istri mereka, segeralah ajak mereka berkomunikasi dari hati ke hati. Tidak ada alasan bahwa rumah adalah tugasan atau tanggung jawab istri. Bahwa suami sudah lelah bekerja seharian mencari nafkah. Ingat pekerjaan rumah tangga juga menghabiskan fikiran , emosi dan juga tenaga. Dengan sedikit memberikan penghargaan bahwa kedudukan istri adalah sejajar dan penghiburan kepada pasangan akan membuat ibu sedikit terangkat bebannya dan masalah kenakalan anak tidak membuat dia menjadi lupa diri.

Sesekali juga berikan cuti sejenak kepada istri untuk memanjakan diri sendiri, da menggantikan tugasnya untuk mengurus rumah dan anak-anak. Supaya dalam satu hari ibu bisa beristirahat tidak memikirkan hal monoton yang membuatnya merasa lelah berkepanjangan

Wednesday, July 25, 2007

Aku iri???

Mengutip sepenggal percakapan lewat chatting dengan beberapa teman
Aku : "Beda banget TTTTT kalo mereka emang gajinya lebih gedhe"
TTTTT : "Jangan iri Lin, emang rejeki orang beda-beda"

Sering banget kalo aku sudah ngomong gaji orang lebih gede kenapa orang langsung judge kalo aku iri ya??? Padahal aku gak pernah sekalipun merasa iri. Kebiasaan ngomong gaji lebih besar emang sudah bawaan kali ya... pertamanya untuk memberikan semangat ke mahasiswa untuk lebih maju biar dapat gaji besar(saat itu). Kemudian saat suami cari kerja lagi untuk membandingkan penawaran gaji saat wawancara. Juga sebetulnya penasaran sih... sebetulnya berapa sih orang2 seumuran kita dengan beraneka keahlian dihargai baik di negeri sendiri maupun di negeri orang. Mungkin buat sebagian orang kurang etis ya... tapi kita butuh perbandingan supaya gak salah aja.

Kemudian memang betul rejeki berbeda dan saya percaya itu. Lagipula gaji besar kadang diikuti pula dengan pengeluaran yang besar pula... tempat tinggal pasti mencari yang lebih nyaman, sekolah anak yang lebih bagus, pakaian dan penampilan yang lebih OK. Kalo gaji kecil tak mungkin mengikuti pola orang gaji besar kan? Kalo maksain namanya bunuh diri!!!

Sebetulnya yang aku merasa iri adalah dengan orang2 yang masih bisa terus bekerja tapi memiliki waktu untuk keluarga, hoby dan waktu untuk beribadah dan itu tidak memandang berapa penghasilannya. Rasanya justru ini barang langka yang susah di dapat. Karena aku bukan tipe orang yang suka belanja barang2 mahal, justru malah takut masuk ke mall2 besar... tidak suka bertempat tinggal dimana di sekelilingnya adalah orang2 strata menengah atas (salah satu kenapa aku tidak pernah tertarik tinggal di wilayah Bintaro), tidak suka beli2 gadget terbaru dsb. Dengan kadang tahu kira2 penghasilan seseorang aku bisa men-drive suami untuk tidak ikut2an beli barang mahal... dan bisa bilang "jangan... mereka punya penghasilan besar...jangan ikut2an karena kita tidak mampu"

So... bukan karena iri kadang aku bilang gaji mereka lebih besar... aku dah biasa gak punya uang kok. Asal suami tetep baik...aku OK saja. Tapi kalo suami mulai cuek, aku ditinggal kerja atau tidur mulu kalo gak kerja...... asli..... AKU IRI DENGAN ORANG2 YG ADA DI LUAR SANA YG TINGGAL DI LUAR MASIH DIBANTUIN SUAMI NGURUS PEKERJAAN RUMAH DAN MASIH DIAJAK NGOMONG..... IRI DENGAN ORANG2 YANG MASIH BISA KERJA TAK TERKURUNG DI RUMAH

Cuaca buruk

Beberapa hari ini udara dingin banget kaca2 sampai mengembun... tapi dua anakku masih keringatan juga dan menyalakan AC. Padahal lantai sudah berasa kayak es. Ramalan cuaca hujan masih akan turun sampai hari sabtu ini... Duh, padahal sudah tidak tahan. Tiap hari liat arak2an awan tipis didepan pintu balkon pandangan kearah jalan raya tertutup kabut... putih sem ua. Suara angin yang menderu-deru..serta suara petir bersahutan.

Tapi yang menakutkan kalo cuaca buruk seperti ini bertahan sampai sore. Hujan yang tiada henti dan jalan yang berkabut tentunya membahayakan pengguna jalan raya. Apalagi disini orang jalan selalu dengan kecepatan tinggi... apalagi hujan (bebas saman...gak ada polisi yang pasang kamera). Khawatir juga soalnya suami mesti menempuh lebih dari 40 km dari kantor ke rumah.

Cuaca buruk begini kondisi badan juga jadi amburadul... anak batu terus, asma kumat. Duh.... dan pasti bikin malas pengennya bergelung diatas kasur pake selimut... Tapi siapa yang bakal beresin rmah dan masak dong...

Ini cuma bagian kecil dan masih beruntung.. di beberapa daerah masih banjir... merata di seluruh dunia. Tanda apakah ini... Buminya jadi tak bersahabat... Mungkin karena kita tidak menghargai alam ya... Jadi ingat Jakarta febuari lalu disepanjang jalan kalibata arah ke pasar minggu. Sudah pulihkah mereka??? Saat terakhir lewat sana semuanya hancur...beberapa rata tanah tersapu banjir. Menyedihkan. Semua korban banjir memang malang. Tak peduli yang hebat ataupun sedikit saja... karena pasti banyak barang jadi rusak dan lelah secara fisik karena harus membersihkan rumah yang terendam air kotor (pernah merasakan juga soalnya). Moga deh cuaca buruk ini cepat berlalu...

Monday, July 23, 2007

Prihatin... sikap anak sekarang (mahasiswa..oknum)

Mengamati tingkah polah mahasiswa sekarang... sebenarnya dari segi usia pasti mereka sudah matang namanya aja "maha"... so harapannya pola berpikir juga pasti lebih dewasa. Dari pola itu diharapkan pula hubungan antar manusianya pun juga lebih baik tentunya daripada murid SMA/SMP.

Sebagai mahasiswa apalagi mahasiswa tingkat akhir tentunya harus bersikap lebih pintar.. karena sebentar lagi mereka akan berhadapan dengan dunia luar yang tidak dapat diprediksi. Lebih pintar dalam artian... pintar dalam berkomunikasi, pintar dalam bertindak, pintar dalam membuat rencana serta pintar pula dalam berpikir. Seorang pengajar atau dosen pasti akan berharap bahwa anak didiknya pada semester2 akhir ini sudah mengusai ilmu-ilmu tersebut walaupun masih mentah.. tapi tentunya dengan komunitas yang senantiasa dihadapinya ilmu-ilmu pintarnya itu pasti sudah jalan dong....

Namun mungkin harapan dosen tersebut muluk2 terbukti banyak sekali mahaiswa yang ada di tahap tugas akhir justru menyalahkan dosen pembimbing kalau dalam proses penulisan terjadi masalah. Misalnya
1. Dosen susah ditemui... gimana susah ditemui, waktu bimbingan adalah 1-2 semester itu artinya setahun. Kalau seminggu dosen muncul 3x dikampus kalikan aja 40 minggu jadi ada kesempatan 120 kali mahasiswa ketemu dosen. Susah??? jelas kalo mahasiswa mencarinya hanya 1 bulan sebelum dead line dan itupun masa bercuti.... masih nyalahin???? Lagipula tahu waktu sedikit jam makan siang baru mau nyendok kok datang minta waktu sebentar....
2. Sebel tulisan dicorat coret terus... gimana gak disalahin kalo mahasiswa menulis tanpa tahu arah.. asal copy paste skripsi orang. Masih untung kalo copy paste runut ada yang 2 atau 3 kali copy paste plus ditanya juga tidak bisa kasih pendapat.
3. Isinya dirubah2 terus sih... Kalo sudah tidak sesuai... mana mungkin dosen pembimbing setuju dengan kandungan isinya. Dosen bertanggungjawab atas apa yg ada... kalo salah bisa jadi bahan tertawaan teman sekolega (emang enak... )
4. Kenapa sih dosen ini... kita sudah pusing gak tau mau gimana gak mau kasih solusi.... Enak aja...emang siapa yang membuat TA???? Dosen??? Kalo ada 8 mahasiswa bimbingan kena msalah dan dosen semua yang memikirkan solusinya berarti dosen buat 8 TA dong 1 semester jadi gelarnya tambah 8 tiap semsternya. Ini yang paling nyebelin buat dosen kalau ada mahasiswa datang bawa masalah dan satu pertanyaan "terus saya mesti gimana dong pak/bu???" Bukan mereka ada masalah dan beserta list alternatif berikut argumen pendukung. Dari list tersebut minta dosen memberikan pertimbangan... Kalo itu yang dilakukan pasti dosen ybs dengan senang hati memberikan pandangan2nya.

So... mahasiswa yang budiman memang mesti pintar. Jangan menjelekkan atau menyalahkan dosen padahal diri sendiri yang memang tidak pintar. Jangan pernah anda berpikir dosen adalah seseorang yg anda bayar dengan mahal (yg dapat uang lembaga lho...), tapi mereka memang bener-benar mencintai profesi, memiliki banyak pengorbanan untuk menjadikan anda manusia yang lebih baik. Jadi sedikit menghargai mereka dengan tidak melakukan hal2 yang tidak etis. Koreksi diri sendiri, karena mungkin kalo anda berani bersikap jujur kealahan bukan pada dosen tapi ada pada diri anda sendiri.


(ungkapan kekecewaan atas berapa hal yang saya dengar tentang dosen... selamat berjuang buat rekan2 yang masih setia dengan pengabdian mereka)

Sunday, July 22, 2007

Tornado




Lihat kondisi rumahku setiap hari ini baru bagian depan belum termasuk kamar... berantakan banget ya kaya rumah habis tersapu badai tornado... makanya aku sering stress. Baru 30 menit selesai beres2 sudah seperti itu keadaanya...

Anak marah.. sama sekali tidak. ini kondisi dimana anakku sedang bermain dengan damai... kalo marah lebih parah lagi... Makanya mamanya bisa langsung sangat kurus karenanya. Padahal waktu di jakarta dulu gak gini2 amat area mereka memberantakkan rumahnya... padahal kalo dilihat dari luasnya luas disana daripada apartemen ini. Hampir setiap hari aku mesti teriak2 "Beresin dong kalo habis main jangan ditinggal aja... nanti mama sapu lho!" tapi namanya anak2 kadang mau kadang malah tambah ngamuk.... Akhirnya yah mau tidak mau mesti turun tangan sendiri walaupun 30 menit kemudian kejadiannya akan sama cuma beda bentuk ha..ha...ha... (sabar.... sabar...)


Cuma ini ga cuma anaknya lo... intip sedikit meja bapaknya... Sama setiap dirapiin akan jadi kaya gini lagi. Jadi emang ada keturunan kali yak... walah nasib....
Tiap hari beres2 tapi gak bisa rapi lama jadi apa dibiarin aja ya.... kali barang seminggu gitu. Biar kalo pada jalan kesandung sandung karena berantakan.

Tuesday, July 17, 2007

Miss You


Happy rasanya connection time out-nya berakhir... akhirnya sudah ada channel sekarang ya... mengudara lewat Rockhampton. Walaupun cuma lewat dunia maya itupun mesti ngantri laptop ma misua (sama yak...) tapi bener jadi pengobat kangen Apalagi sekarang kita senasib... sama-sama jadi FTM yang terkurung dalam tembok2 tempat tinggal dengan 2 bocil yang masih sangat tidak mandiri :((.

Walaupun kita tidak bisa mojok sambil makan soto betawi atau mpek2 di Pasar Minggu maupun semangkok bakso di Titoti kita masih bisa curhat mojok diatas meja masing2 berkilo2 jauhnya yah... Sama2 merindukan kesibukan jual suara ;) Dan sekarang kita sama2 puyeng hidup tanpa asisten yah.... Beratzzz..... :-SS #:-S


Keep in touch ya... ngliatin foto cukup bisa ngobatin rasa kangen... Ryan dan Jasmin dah gede ya ampe papanya keberatan gendong :D... Good luck ya orang Ausie... :x

Pendidikan dulu dan sekarang

Dalam benakku bertanya2 adakah anak2 sekarang bahagia??? Kenapa? Kalo diperhatikan banyak anak yg sangat tertekan saat mereka berangkat ke sekolah. Mereka enggan, menangis atau bahkan mengeluh sakit. Kalo diperhatikan kondisi ini cukup memprihatinkan.

Coba lihat anak2 TK sekarang setiap hari harus mengerjakan PR mereka minimal 4 halaman sehari. Berhitung pun TK kecil sudah sampai 50. Terus masuk SD sudah mesti bisa membaca. Rasanya istilah taman kanak2 tidak pas lagi... mestinya kalo pake istilah taman kanak2 anak benar2 akan happy bila datang (namanya juga ke taman..) Mereka harusnya belajar bagaimana bersosialisasi dengan teman dan orang yg lebih tua (guru tentunya..) dan mengembangkan daya pikir kreatif dan imajinatifnya dengan bermain. Tidak dibuat stress di usia dini. Coba kalo anada orang jaman dulu pasti happy berangkat sekolah TK dan masuk SD pun tak harus pintar membaca.

Begitu juga degan anak2 SD kalo kita lihat banyak materi yg dulu diajarkan di SMP skrg diberikan di bangku SD. KAlo menurut saya sebenarnya usia SD anak dibangkitkan rasa ingin tahu dan senang untuk belajar... tidak dibebani dengan materi yang terlalu berat.
Kalo SMP dan SMA mereka boleh mulai mengembangkan logika dan analisa sederhana. Selain mesti belajar berinteraksi dengan teman sebaya tentunya.

Sebagai orang yang pernah bergerak di bidang pendidikan... beban kurikulum yang terlalu berat buat anak2 tidak membuat seseorang menjadi lebih pintar. Terbukti di bangku kuliah. Masalah sederhana yang dasarnya dulu sangat kuat misalnya perhitungan matematis pindah ruas, perkalian silang dan lain2 justru lepas dari pondasinya. Apalagi kalo kita menggabungkan beberapa rumus dalam satu kasus dan perlu mendapatkan satu analisa, bisa dipastikan hanya 10%-25% dari mahasiswa bisa mengerjakan masalah tersebut dengan baik, dan 30% gagal total alias kalo diberi nilai asli hanya berkisar 0-20.

Jadi sebetulnya apa tujuan pendidikan kita??? Menyiapkan orang untuk siap kerja??? Itu sudah dilakukan apabila anak memilih sekolah kejuruan. Rasa-rasanya pula usia SD dan SMP tak bisa pula dapat pekerjaan yg layak walaupun dg otak brilian, kecuali dia memiliki bakat untuk membuka usaha sendiri. So... untuk apa anak SD dan SMP diberi beban kurikulum berat... cuma sekedar biar keren? Tak seimbang dengan kondisi anak didik yang stress menjalaninya.

Keputusan kurikulum memang kita tidak bisa mengubahnya.. cuma coba ulurkan sedikit bantuan pada anak2 kita untuk tidak memberikan tambahan tekanan kepada mereka dengan mewajibkan mereka meraih rangking tertentu tentunya.

Sunday, July 15, 2007

Slruppp... pengin

Aduh rasanya sudah berabad2 tak menyentuh makanan kesukaanku... dari bakso yang bener2 bakso tak sekedar baksonya aja yang enak tapi kuahnya ampang... atau kuahnya enak baksonya kanji (duh bakso kedutaan). Pengin banget makan bakso dari abang2 yang lewat... plus lemak2 sapi dari tulang sapi yang besar... yang membuat kuahnya tambah sedapppp




Atau makan rujak cingur yang biasanya aku dapet di sebuah warung di pejaten. Setelah lama meninggalkan malang dan merantau ke Jakarta tempat ini jadi tempat favoritku karena petisnya tidak berbau anyir. Plus ditambah potongan buah yang menambah sedapnya rujak cingur ini. Kalo dilihat dari warnanya memang tak menggairahkan... tapi dijamin setelah mencoba bakal ketagihan... kapan ya makan lagi.



Atau semangkuk soto betawi yang tadinya aku tidak doyan... tapi karena terpaksa makanan di kantin Unas cuma itu2 aja dan juga makanan kegemaran nyonya padang (sohibku...iya gak) akhirnya aku juga kecanduan. Makan pake sambal pedas minum es teh manis enaknya.... Nyonyah kangen tidak? pasti di negeri kangguru sana tak ada ya...

Atau juga 'tengkleng' makanan khas solo dari daging kambing berikut tulangnya... rasanya pedas2 manis. Di Jakarta aku nemuin di jalan dr saharjo... cuma kalo mesti kesana ga bisa bawa mobil ga ada tempat parkirnya.

Duh ngebayanginnya jadi ngiler... tapi jangankan makan makanan itu wong ke jakartanya lagi kapan juga belum tau sekarang cukup ngeces dulu ;p slrupp penginnnnnn.....

Saturday, July 14, 2007

Live Earth

Pertama kali tahu ada hari lingkungan hidup ya waktu kuliah. Waktu itu motor atau mobil tak boleh masuk area kampus. Kampus bebas polusi dalam satu hari. Just it... kalo di media sering denger greenpeace wah jujur aku tak pernah ikut aktivitas penyelamatan lingkungan... nyebeli dan gak tanggungjawab kali ya... tapi sepanjang itu aku tetap selalu buang sampah pada tempatnya lo (kok cuma itu... iya emang)

Sekarang Live earth lagi banyak muncul di TV... plus dengan iklan "This Bag is not Plastic" dibeberapa mall besar. Hemat energi, no plastic, city forest lagi getol2nya dicampaign. Ironi...
Saat pulang kemarin dari bandara Adi Sumarmo Solo menuju Magelang melalui Boyolali, Selo dan Ketep yaitu wilayah2 diseputaran gunung Merapi, duh liat semua bukit dan lereng gunung disulap jadi lahan tembakau. Rasanya bisa dihitung dengan jari vegetasi dengan ukuran besar disana... wah sedih rasanya. Gimana gak dituduh jadi sumber pemanasan global di daerah yg masih pelosok pun mau nyari hutan susah banget. Semuanya sudah disulap jadi lahan yang katanya untuk membiayai kehidupan. Kalo Tanaman besar tidak ada lapisan tanah atas tergerus hujan bagaimana nasib anak cucu kita??? Pasti mereka kehabisan tanah subur yah.

Apakah Live earth bukan konsumsi kita, masyarakat yang notabene masih lebih memkirkan kepentingan perut daripada kepentingan masa depan. Masyarakat yang tidak punya kesadaran menjaga lingkungan... dimana orang berbaju perlente pun masih tak segan membuang sampah sembarangan. Duh sodara2ku kalau kita tak cinta dengan lingkungan kita mending deh kalian tak usah berkawin dan punya anak, kasihan anak cucu nantinya dibebani banyak masalah dan penderitaan karena ulah nenek moyangnya

Friday, July 13, 2007

Sedih...

Hari ini rasanya hampa banget... gak tau karena kecapekan atau kenapa. Sore tadi suami dateng2 langsung ngomong... mungkin tahun depan mesti ke Belanda 2 bulanan... duh mak, aku ditinggal 2 bulan di negeri orang pula, tak punya sanak saudara dan tak punya kawan dekat... bingung. Maklum komuniti disini sebetulnya banyak cuma aku gak bisa gabung ikut ibu2 kumpul2 karena kenadala tempat tinggal yg agak jauhan dari komunitas indo juga gak punya maid kayak mereka. Duh bener2 sedih...

Telpon ortu juga sama ga bisa membuatku senang karena intinya cuma"cepetan pulang lo... kerja lagi jgn cuma nyapu ngepel" Padahal aku sedang berjuang sekuat tenaga supaya bisa menerima keadaan ini sebagai jalan hidup yg ditentukan Sang Kuasa. Aku punya hutang dengan anak2 untuk membesarkan mereka dalam suatu keluarga yang utuh... ada ayah dan ada ibu disamping mereka. Aku tidak ingin saat mereka besar nanti mereka menyalahkanku kalau mereka tidak mendapat kasih sayang dan bimbingan dari seorang ayah.

Juga menyelamatkan perkawinan... bukannya saat menikah tujuannya adalah membangun keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah. Masing2 mesti bisa saling dukung. Kalo jauhan rasanya susah... deket aja setengah mati supaya bisa selalu membangun komunikasi. Duh... ibu memang enak kerja... tapi mengertilah anakmu ini tak mau membuat masalah hanya untuk mendapatkan enak sendiri... please Don't blame me and don't push me like that...

Tuesday, July 3, 2007

Benar atau salah...

Aku tak pernah tau pilihan hidupku benar atau salah... cuma saat sudah menetapkan pilihan mau benar atau mau salah aku tak bisa lagi menarik balik apa yang sudah terjadi.
Semua orang mengalami hal itu... kalau saja waktu bisa ditarik mundur dan mengulanginya dari depan... pasti banyak yg akan menarik mundur waktu dan memperbaiki apa yang salah.

Mungkin itu pelajaran berharga buat siapa saja... berhati2 sebelum mengambil keputusan... apalagi keputusan yg mengubah separuh hidup kita. Jangan cuma pakai model sederhana... mungkin perlu juga pakai model paling rumit. (walah ngomong apa sih...) Tapi memang begitu yg terjadi. Banyak hal-hal yg tak pernah terbayang dalam skenario yg kami rancang saat memutuskan untuk mencoba menjalani hidup di negeri orang.

Dari mulai masalah working time, work load, how to handle kids, school fee, transportation mode... semuanya tak sesuai. Harapanku saat pindah suami punya waktu kerja yg manusiawi 8-9 jam sehari, punya waktu senggang buat anak2 dan lebih khusyuk ibadah, anak2 bisa segera mandiri dan biaya sekolah tak terlalu tinggi. Tapi kenyataan tak seindah harapan... mulai dari working time yg lebih 15 jam sehari (setiap hari cuma 2 jam tidur), beban kerja yg berat tak pernah ada masa break... even sabtu mesti kerja pula. Jangankan mau perhatiin anak buat istirahat aja tak bisa.

Semalam merenung.. perngorbanan untuk meningkatkan 'Quality of Life' ternyata sia2 bukan improvement tp justru make worse life. Berdoa tak lagi khusuk, badan tidak fit, emosi tak terjaga. Semuanya berimbas kemana2. Ini benar2 cabaran hidup... kita masih tak tau lagi darimana memulai untuk memperbaiki semuanya....

pulang tanpa pekerjaan? Tidak mungkin... terus disini sama saja. ya Allah tolong berikan jalan keluar yg terbaik bagi keluarga kami.

Monday, July 2, 2007

Saat anak sakit

Minggu ini benar2 berat bagiku... gimana tidak setelah 6 minggu sakit tak sembuh2 akhirnya baru kesampaian bawa anak ke dokter anak. Sebelumnya sudah berkali2 tapi cuma dokter umum.
Alasannya...

1. disini praktek dokter spesialis cuma ampe jam 5 padahal bapaknya baru pulang jam 8.30 malem
2. Kenapa gak nganter sendiri (emangnya maknya ngapain...)
.... maknya belon tau jalan, tukang taksi suka bilang "pecah kepala" kalo disuruh nganter jauhan dikit
.... Maknya jg agak lemot bhs inggrisnya, takut ga nyambung ma dokternya hue....

Hasil akhir mengejutkan, mesti dirawat... ya Allah... kalo dirawat gimana dong kakaknya. Apa iya dia ikut bobok di rumah sakit. Tapi disini mahal gak mampu yg nyewa 1 kamar sendiri trs gmn dong. Padahal kalo kakanya dititipin di daycare cuma ampe jam 5 sore. Alhasil aku jadi nangis deh karena bingung. Bapaknya minta anak rawat jalan aja.

OK... rawat jalan boleh... tapi seminggu ga ada perubahan mesti nginep yah... kata dokternya... wakkk. Gimana atuh aku tambah panik aja. Mana anak minum obatnya dimuntahin terus... karena panik tuh anak dicubitin biar mo minum... Duh maaf anakku ternyata obatnya pahit banget ya... makanya muntah. Keputusannya ganti obat deh... moga2 cepet baikan yah...

Lebih lega lagi karena bapaknya mau ngalah ninggalin pekerjaan pulang cepet kalo kamu mesti dirawat.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...