Friendships are different from all other relationships.
Unlike acquaintanceship, friendship is based on love.
Unlike lovers and married couples, it is free of jealousy
Unlike children and parents, it knows neither criticism nor resentment.
Friendship has no status in law.
Business partnerships are based on a contract.
So is marriage.
Parents are bound by the law.
But friendships are freely entered into, freely given, freely exercised.
*****stephen Ambrose******
"But Oh! The blessing it is to have a friend to whom one can speak fearless on any subject; with whom one's deepest as well as one's most foolish thoughts come out simply and safely.
Oh, the comfort - the inexpressible comfort of feeling safe with a person - having neither to weigh thoughts nor measure words, but pouring them all right out, just as they are, chaff and grain together; certain that a faithful hand will take and sift them, keep what is worth keeping, and then with the breath of kindness blow the rest away."
Seneng banget kalo kita bisa menemukan teman, yang benar2 membuat kita merasa sangat nyaman berada disampingnya, bisa bebas ngomong apa aja tanpa takut dia membocorkannya ke orang lain.
Tak pernah bosan memberi support dalam hari2 kita, tak pernah ragu untuk mengulurkan tangan saat kita membutuhkannya.
Buat yang sudah mempunyai teman sebaik ini.. jaga baik2 ya, jangan mudah termakan hasut orang yang dengki melihat pertemanan yg indah. Jaga komunikasi selalu ...
PLUS... Mo ngucapin MAKASIH ke semua teman mayaku....
I love you alll.....
Friday, October 31, 2008
Friday, October 17, 2008
DEMI PULANG (kisah sedih seorang TKI)
Cerita mengharukan dari sebuah email di mailist sebelah, betapa menyedihkannya nasib TKI kita..
PULANG
Pada hari Minggu 12 Oktober, beberapa teman seperti pak Dewanto dan pak Anung dan juga ustadz Musa Syarof - menemui seseorang TKI yang bernama pak Safi'i, pekerja konstruksi bangunan yang saat itu sedang sakit. Perkenalan dengan pak Safi'i yang sudah almarhum saat ini, adalah dari pak ustadz Musa Syarof yang juga dipertemukan atas izin Allah berjumpa dengan kawan pak Safi'i didekat tempat pak Musa mengajar.
Ketika saya berjumpa Pak Safii'i kelahiran Bojonegoro tahun 1967 ini di klinik Family Setiawangsa memang sangat menyedihkan, kondisi badannya sangat memprihatinkan, badannya luar biasa kurus. Beliau sudah hampir tidak kuat lagi berjalan, bahkkan posisi duduk sekalipun harus mengangkat kaki - hal ini dikarenakan hampir 2 bulan, beliau tidak sanggup makan karena sakit yang luar biasa dideritanya di gusi dan kerongkongan ( saya melihat giginya sudah tidak tampak lagi karena gusi makin mebesar).
Dokter klinik Setiawangsa angkat tangan, menyatakan bahwa penyakit pak Syafi'i bukanlah kasus penyakit biasa, tetapi penyakit berat dan harus diteliti lebih lanjut oleh rumah sakit yang memiliki fasilitas seperti test darah darah, X ray dan lain-lain.
Akhirnya kami berserta rekan-rekan membawa pak Syafii ke HKL, dan setelah menjalani beberapa test di HKL, akhirnya pak Syafi'i harus menginap untuk perwatan lanjut di rumah sakit. Sampai sini kami akhirnya agak lega, ... karena tentu saja, paling tidak beliau sudah bisa makan walaupun melalui infus, dan setelah itu harapan kami beliau menjadi sehat, mendapat perpanjangan working permit yang di idamkan, PULANG ke Indonesia.
Ketika beliau kami antarkan ke kamar perawatan, terlihat kadang-kadang pak Syafi'i mengusap usapkan air mata, sedih entah mengapa. Saya berusaha membuat beliau tertawa, tapi entah kenapa apakah joke saya tidak lucu kali ya?
Berita mengejutkan ketika esok harinya Senin pagi, dikabarkan pak Syafi'i meninggal dunia jam pukul 9 pagi, menurut dokternya beliau PULANG dalam keadaaan yang sangat tenang. Menurut dokter yang merawat beliau, beliau terkena kanker darah, jumlah sel darah putihnya bertambah abnormal sampai 100 ( normal hanya 4 saja) .....
Inallilahi wa inailahi rojiun.
Saya seolah tidak percaya baru kemaren bersama beliau ... yakin akan pemulihan tubuhnya sewaktu di rumah sakit, yakin akan mendapat perpanjangan working permit dan yakin beliau akhirnya PULANG ke Indonesia .... yach .. betul beliau betul-betul PULANG ..... jasadnya ke Bojonegoro dan rohnya PULANG ke Rahmatullah. .
WORKING PERMIT
Memang betul pak Safi'i sebagai pekerja konstruksi di Pahang sudah tidak memiliki working permit sejak Agustus 2008 , tepat 2 bulan ketika permulaan beliau sakit. Tetapi seharusnya perpanjangan working permit sudah diatur dari sebelumnya - kalaupun sakit tentunya sudah ada asuransi yang mengcovernya - majikan ataupun agen yang melalaikan kewajiban ini. Sedih dan perih rasanya ketika memikirkan nasib pak Syafi'i ini, masih ingin berusaha bekerja tapi sakit... ingin sembuh dari mana biaya untuk kesembuhan?
Perusahan tempat dia bekerja tidak mengeluarkan uang sepeserpun demi sebuah asuransi kesehatan.
Akhirnya pak Syafi'i hanya dapat pergi ke klinik biasa, demi menghilangkan rasa sakitnya saja. .
Dan selama beliau sakit di habiskan di tempat tidur, di tempat kost kawan-kawannya di Kuala Lumpur.
Saya percaya setelah sakitnya tak kunjung sembuh, rencana berubah, keinginan untuk mendapat working permit kini hanyalah PULANG ke Indonesia dirawat disana, bukan lagi bekerja, itu saja!!. Dengan perpanjangan working permit beliau akan merasa aman, pada saat keluar dari perbatasan negara Malaysia.
AKHIR KATA
Pak Syafi'i selamat jalan ....kami tak mengenal anda sebelum ini, akan tapi ketika kami sudah merasa dekat dengan anda, seperti halnya saudara Islam, engkau malah meninggalkan kami, terlebih dahulu ...
Kami tidak bisa membayangkan:
*bagaimana anda sanggup bertahan terhadap sakit anda sampai maut menjemput,
*bagaimana anda tidak bisa makan selama hampir 2 bulan...
*bagaimana ketika saat sakit tidak bersama isteri anda, tidak ada keluarga dikasihi, ketika berpulang ...
*Bagaimana teganya Agen dan syarikat kerja? Peduli kah mereka terhadap nyawa anda ? Apa agen itu juga manusia yang mempunyai hati? Tidak pernahkah mereka mempunyai saudara yang sakit ...
*Bagaimana rasanya ketika hidup anda terus bersembunyi takut karena working permitnya habis -
berapa banyak Syafi'i2 ini di Malaysia. Mudah-mudahan Allah SWT, mempertimbangkan pak Syafi'i, mati syahid.... mati dijalan Allah demi keluarga...
Saya sangat berterimakasih kepada rekan yang telah banyak membantu pak Syafi'i .... sampai jasadnya di kirim ke Bojonegoro hari ini menggunakan Merpati Air lines
1.Pak Ustadz Musa Syarof
2.Pak Anung - MYCOMMIT
3.Pak Afar
4.Pak Dewanto
5.Pak Taufik - MYCOMMIT
6.Pak Jarin - kawan TKI
7.Pak Samsul - kawan TKI
8.Pak Salimin - mandor pak Syafi'i.
9. Pak Wery Kusyanto - Consular dept. KBRI
10.Pak Faizal - KBRI
11.Bapak-bapak teman pengajian Sabtu.
12.Bapak - bapak yang saya tak saya sebut kan satu persatu.
Kami menunggu, partisipasi rekan-rekan dalam membantu terutama biaya pengiriman jenazah dari KL - Surabaya sampai Bojonegoro (termasuk pengambilan jenazah, dimandikan, dikafani, di shalati, diberi cairan khusus, di berangkatkan ke Surabaya, ambulans dari Surabaya - Bojonegoro) yang ditanggung oleh pihak kami dan mandornya pak Salimin, dengan total sebesar RM 4350.
Diatas semua ini, mari kita mohon doa kepada Nya, ...mudah2an Allah mengampuni dosa beliau selama di dunia, dan dengan rahmat-Nya pula, mudah2an sakit selama ini dapat dijadikan sebagai penghapus dosa beliau di dunia.
Doakan mudah-mudahan pemerintah kita termasuk KBRI diberikan kekuatan, tegas dalam menindak, pelaku yang tidak bertanggung jawab seperti ini.
Jazakumullah
PULANG
Pada hari Minggu 12 Oktober, beberapa teman seperti pak Dewanto dan pak Anung dan juga ustadz Musa Syarof - menemui seseorang TKI yang bernama pak Safi'i, pekerja konstruksi bangunan yang saat itu sedang sakit. Perkenalan dengan pak Safi'i yang sudah almarhum saat ini, adalah dari pak ustadz Musa Syarof yang juga dipertemukan atas izin Allah berjumpa dengan kawan pak Safi'i didekat tempat pak Musa mengajar.
Ketika saya berjumpa Pak Safii'i kelahiran Bojonegoro tahun 1967 ini di klinik Family Setiawangsa memang sangat menyedihkan, kondisi badannya sangat memprihatinkan, badannya luar biasa kurus. Beliau sudah hampir tidak kuat lagi berjalan, bahkkan posisi duduk sekalipun harus mengangkat kaki - hal ini dikarenakan hampir 2 bulan, beliau tidak sanggup makan karena sakit yang luar biasa dideritanya di gusi dan kerongkongan ( saya melihat giginya sudah tidak tampak lagi karena gusi makin mebesar).
Dokter klinik Setiawangsa angkat tangan, menyatakan bahwa penyakit pak Syafi'i bukanlah kasus penyakit biasa, tetapi penyakit berat dan harus diteliti lebih lanjut oleh rumah sakit yang memiliki fasilitas seperti test darah darah, X ray dan lain-lain.
Akhirnya kami berserta rekan-rekan membawa pak Syafii ke HKL, dan setelah menjalani beberapa test di HKL, akhirnya pak Syafi'i harus menginap untuk perwatan lanjut di rumah sakit. Sampai sini kami akhirnya agak lega, ... karena tentu saja, paling tidak beliau sudah bisa makan walaupun melalui infus, dan setelah itu harapan kami beliau menjadi sehat, mendapat perpanjangan working permit yang di idamkan, PULANG ke Indonesia.
Ketika beliau kami antarkan ke kamar perawatan, terlihat kadang-kadang pak Syafi'i mengusap usapkan air mata, sedih entah mengapa. Saya berusaha membuat beliau tertawa, tapi entah kenapa apakah joke saya tidak lucu kali ya?
Berita mengejutkan ketika esok harinya Senin pagi, dikabarkan pak Syafi'i meninggal dunia jam pukul 9 pagi, menurut dokternya beliau PULANG dalam keadaaan yang sangat tenang. Menurut dokter yang merawat beliau, beliau terkena kanker darah, jumlah sel darah putihnya bertambah abnormal sampai 100 ( normal hanya 4 saja) .....
Inallilahi wa inailahi rojiun.
Saya seolah tidak percaya baru kemaren bersama beliau ... yakin akan pemulihan tubuhnya sewaktu di rumah sakit, yakin akan mendapat perpanjangan working permit dan yakin beliau akhirnya PULANG ke Indonesia .... yach .. betul beliau betul-betul PULANG ..... jasadnya ke Bojonegoro dan rohnya PULANG ke Rahmatullah. .
WORKING PERMIT
Memang betul pak Safi'i sebagai pekerja konstruksi di Pahang sudah tidak memiliki working permit sejak Agustus 2008 , tepat 2 bulan ketika permulaan beliau sakit. Tetapi seharusnya perpanjangan working permit sudah diatur dari sebelumnya - kalaupun sakit tentunya sudah ada asuransi yang mengcovernya - majikan ataupun agen yang melalaikan kewajiban ini. Sedih dan perih rasanya ketika memikirkan nasib pak Syafi'i ini, masih ingin berusaha bekerja tapi sakit... ingin sembuh dari mana biaya untuk kesembuhan?
Perusahan tempat dia bekerja tidak mengeluarkan uang sepeserpun demi sebuah asuransi kesehatan.
Akhirnya pak Syafi'i hanya dapat pergi ke klinik biasa, demi menghilangkan rasa sakitnya saja. .
Dan selama beliau sakit di habiskan di tempat tidur, di tempat kost kawan-kawannya di Kuala Lumpur.
Saya percaya setelah sakitnya tak kunjung sembuh, rencana berubah, keinginan untuk mendapat working permit kini hanyalah PULANG ke Indonesia dirawat disana, bukan lagi bekerja, itu saja!!. Dengan perpanjangan working permit beliau akan merasa aman, pada saat keluar dari perbatasan negara Malaysia.
AKHIR KATA
Pak Syafi'i selamat jalan ....kami tak mengenal anda sebelum ini, akan tapi ketika kami sudah merasa dekat dengan anda, seperti halnya saudara Islam, engkau malah meninggalkan kami, terlebih dahulu ...
Kami tidak bisa membayangkan:
*bagaimana anda sanggup bertahan terhadap sakit anda sampai maut menjemput,
*bagaimana anda tidak bisa makan selama hampir 2 bulan...
*bagaimana ketika saat sakit tidak bersama isteri anda, tidak ada keluarga dikasihi, ketika berpulang ...
*Bagaimana teganya Agen dan syarikat kerja? Peduli kah mereka terhadap nyawa anda ? Apa agen itu juga manusia yang mempunyai hati? Tidak pernahkah mereka mempunyai saudara yang sakit ...
*Bagaimana rasanya ketika hidup anda terus bersembunyi takut karena working permitnya habis -
berapa banyak Syafi'i2 ini di Malaysia. Mudah-mudahan Allah SWT, mempertimbangkan pak Syafi'i, mati syahid.... mati dijalan Allah demi keluarga...
Saya sangat berterimakasih kepada rekan yang telah banyak membantu pak Syafi'i .... sampai jasadnya di kirim ke Bojonegoro hari ini menggunakan Merpati Air lines
1.Pak Ustadz Musa Syarof
2.Pak Anung - MYCOMMIT
3.Pak Afar
4.Pak Dewanto
5.Pak Taufik - MYCOMMIT
6.Pak Jarin - kawan TKI
7.Pak Samsul - kawan TKI
8.Pak Salimin - mandor pak Syafi'i.
9. Pak Wery Kusyanto - Consular dept. KBRI
10.Pak Faizal - KBRI
11.Bapak-bapak teman pengajian Sabtu.
12.Bapak - bapak yang saya tak saya sebut kan satu persatu.
Kami menunggu, partisipasi rekan-rekan dalam membantu terutama biaya pengiriman jenazah dari KL - Surabaya sampai Bojonegoro (termasuk pengambilan jenazah, dimandikan, dikafani, di shalati, diberi cairan khusus, di berangkatkan ke Surabaya, ambulans dari Surabaya - Bojonegoro) yang ditanggung oleh pihak kami dan mandornya pak Salimin, dengan total sebesar RM 4350.
Diatas semua ini, mari kita mohon doa kepada Nya, ...mudah2an Allah mengampuni dosa beliau selama di dunia, dan dengan rahmat-Nya pula, mudah2an sakit selama ini dapat dijadikan sebagai penghapus dosa beliau di dunia.
Doakan mudah-mudahan pemerintah kita termasuk KBRI diberikan kekuatan, tegas dalam menindak, pelaku yang tidak bertanggung jawab seperti ini.
Jazakumullah
Friday, October 10, 2008
CERITA LEBARAN
Wuih.. malesnya ngeblok gara2 kenal ngePlurk.. tapi krn lama ga posting ya udah deh cerita dikit2 tentang lebaran.
Day 1
Lebaran kali ini untuk pertama kalinya dalam sejarah ga lebaran bareng ortu, rasanya jangan ditanya deh, suedih banget pasti. Tahun lalu ga lebaran bareng suami tahun ini ganti lebaran ga dg ortu ma sodara. jauh dari sanak saudara membuat lebaran ga serasa lebaran, serasa libur biasa aja.
Sholat Ied sengaja ke Wisma duta, tapi tetep aja disana ga ketemu orang yang dikenal sedih banget yak... jadi gak ada bedanya deh solat di sana ma tempat lain. kali karena banyak orang kebanyakan para pekerja kilang, jadinya gak kelihatan muka2 orang yang dikenal. Nih sempet ngejepret foto Pak Dubes Dai Bachtiar
Sungkem ma ortu, lewat telepon juga, masih sempet2nya nangis2 pula, hiks walo jauh di mata tapi tetep deket di hati ya.. Love u ibu, bapak. Ma adikku si bontot juga sama, cuma adikku cowok kirim SMS maklum dia telpon gagal mulu hhihihi. Pisah2 deh lebarannya, maklum adikku no 2 jg lagi di Banjarmasin tempat mertua.
Tapi soal makan2 tetep, mesti masak. Sama kek tradisi di rumahku, ketupat plastik hihihi, opor, sambel goreng dan ca sayuran, gak ketinggalan acar mentimun.
Untunglah hari itu ada yg mengundang openhouse, jadi rasanya gak sendirian di dunia fana ini cieee, ga cuma terhubung lewat phone doank.
Day2
Jalan2 ke Lumut Perak diawali dengan nyasar, disuruh temen lewat Ipoh tapi si GPS ngomong kalo kita salah jalan mulu akhirnya muter2 tuh jalan ampe puyeng. Keputusan terakhir nurut si GPS, alhasil jalannya ajaib, lewat jalan sempit hihihi. Ampun deh jalan beratus2 kilo di jalanan yang sempit, serasa lewat Brebes jateng hahaha
Setelah jalan 5,5jam nyampe juga dah di lumut. Lumut kota yang sebetulnya cuma pelabuhan aja isinya, waterfront city, jadi dari ujung ke ujung isinya kapalnya bea cukai, kapal keruk, kapal perang, yacht mewah, kapal ferry, kapal nelayan, pokoknya sebarang kapal. Plus heran ga ada ANGKOT... ampun brarti hrs punya kendaraan sendiri tuh.
Sampai hotel agak syok...Ampun hotelnya kek ruko, sayang lupa ambil fotonya. Tapi kamar lumayan bersih deh jadi ga bete2 amat . Nyampe hotel bikin air panas makan cup mie, nyari resto yang buka, bisa ngabisin waktu deh, karena sepanjang jalan tadi ga liat ada yang buka kecuali 1 resto India, itu juga lupa tempatnya di mana.
Gak mau buang waktu, makan sholat, cabut ke Pantai terdekat di lumut Teluk Batik, nyampe sana rameeeee banget kayak cendol, tapi tetep ga ada yg jual makanan kecuali pisang goreng, mayan deh daripada ga ada.
Day 3
Pengennya jalan pagi2 supaya babenya anak2 lebih leluasa maklum jum'at, tapi yahhh susah ngebangunin anak2. Pas nyampe di fery terminal, ferrynya berangkat , nunggu deh 45 menit kemudian. Perjalan ke pulau pangkor sekitar 40 menitan, melewati pelabuhan kapal perang Malaysia yang jumlahnya lusinan. Pulau pangkor ini kecil banget. Kalo diputarin pakai mobil hanya 30 menit saja. Cuma ada satu pompa bensin. Jalanannya aduh seremmm jalan belok bisa 270' padahal sempittttt abis dan jurang bawahnya.
Yang paling nyebelin ga ada sewa mobil legal, mobil rontok aja sewanya RM100/5 jam ato sekitar 280 rban alhasil juragan ngomel mulu dehhh.
Ini dia Ferry yang ditumpangi saat berangkat (kuning) pulang (putih) ke pulau pangkor plus beberapa kapal perang yang sempet difoto saat di ferry.
Setelah deg2an takut hujan terus akhirnya cuaca jadi cerah (kebetulan saat turun dari ferry hujan deressss banget), saking dinginnya kena air hujan jadi pengen ke belakang.
Tapi duhhhh bener2 ga ada toilet umum. Separuh dari pulau pangkor adalah pantai yang Indah, tapi ga ada satupun dari pantai itu yang menyediakan tandas awam. Bener2 frustasi, mungkin biar pengunjung pulau menyewa losmen jadi gak ada satupun tandas awam disana. Nyari muter2 sampai bandara perintis tetep ga ada akhirnya nemu tandas yang sebenarnya sudah ga difungsikan lagi tapi masih ada airnya mayannn deehhhh.
Akhirnya bisa ke pantai dengan tenang... makan??? ha ga ada juga disini, terpaksa makan burger kampung, dah lumayan buat ganjal perut daripada gak ada samsek.
Ni dia pantainya nan indah, pengunjung bisa snorkeling saking beningnya nih pantai, dan pulau kecil dihadapan buat olahraga kayak.
Sayangnya si babe ga bisa menikmati lama2 mesti solat jum'at, abis solat jum'at juga langsung cabut karena pengen ngiterin semua pulau... ini satu lagi yang indah Teluk dalam
Sorenya kita cuma ngabisin di waterfront aja sambil nyore, di deket pelabuhan Yacht mewah. Capek bangettt dah, tapi tetep ga bisa dilewatin begitu saja kalo ga mau nyesel, karena rasanya males buat balik ke sini lagi hihihi
Day 4
Pulang ke Kuala Lumpur, kali ini ngandelin baca peta duhhhh nyasar deh, mana disini satu jalan bisa puluhan km, benernya bisa jg nyampe tapi tahu sendiri juragan agak keras kepala ga mau denger kata si Inem. Akhirnya setelah sia2 lebih dari 50km, dipakai lagi GPSnya. Mana macet dan lapar, jangan ngebayangin jalan di Indonesia ya disini kiri kanan hutan ga ada yang bisa ditanyain ga ada warung apalagi jualan teh botol hahaha....
Ga ada yang namanya gedung pake petunjuk nama jalan, jadi sekali salah jalan ya totally lost, cuma insting, gps sama Allah yang nolong hahaha. Untung ga kebelet
Ketemu jalan tol langsung pengen nyari makan.. tapi ya Allah penuh banget tuh pemberhentian, pemberhentian berikutnya masih 100 km. Alhasil kita cuma makan jagung cup, kesian ga sihhh laperrrr abisss. Untung aja inem masih bisa nyetir mobil juragan, anyway ini utk the first time nyetir Avanza juragan, panik ga berani nyalip konteiner yg gede2, biasa pake kembara yg kecil soalnya. Konteiner disini kenceng2 ya jadi kalo nyalip mesti diatas 100 takut blm terbiasa jadi keder, ya udah jalan pelan2 aja asal selamat. Jam 6.30 sore akhirnya tiba di rumah dg selamat setelah jalan lebih dari 7 jam huaduhhh sama kek yang pada mudik ya
Subscribe to:
Posts (Atom)