Pages

Tuesday, February 28, 2012

Cinta itu perlu sentuhan....


Semalam habis syok melihat satu lagi kejadian pada seorang teman yang kukenal. Another marriage problem, bahkan saat memiliki bayi. Diawali dengan menikah dan kemudian berpisah terentang jarak dengan alasan pemenuhan kebutuhan finansial. Tidak ada yang salah mulanya, semua baik2 saja sampai bertahun kemudian sesuatu yg kecil meetupkan pertikaian. Cinta itu perlu sentuhan, apakah itu bisa selalu dilakukan saat berjauhan? Apa yang harus dilakukan bila kita berjauhan?

Beberapa kisah teman2 yg saya kenal menyelipkan kegetiran, tidak dapat menyalahkan salah satu pihak, karena tidak setiap orang mampu melaluinya. Tidaklah mudah bagi istri untuk berpindah ke negara lain (kota lain), dari yang punya karir, teman segudang menjadi ibu rumah tangga dan teman yg terbatas jumlahnya. Beberapa diantaranya memilih merelakan sang suami bekerja dn hanya bertemu 1-2 kali sebulan. Entah apakah sudah terpikir agi pasangaan tersebut konsekuensinya, kendala2 yang akan mereka hadapi.

Buat sang istri cukup berat menjalani hari2 tanpa suami membesarkan anak2 sendiri walopun dengan imbalan dia bisa bekerja dan tidak kehilangan kehidupan sosial yg telah nyaman baginya. Kepenatan, kepusingan urusan rumah tangga yg dirasakannya sendiri tertumpah saat bertemu suami yang nota bene 2-4 hari saja sebulan. Suami yang merindukan kehangatan, kasih sayang saat pulang alhasil menjadi kecewa. Ketidak mampuan suami untuk merespon kegundahan istri ataupun sebaliknya lama2 menumpuk bak bom waktu. Rasa terabaikan, harus berjuang sendiri, feeling alone and lonely mengakibatkan kedua belah pihak berusaha mencari tempat berbagi cerita lain.

Seringkali tanpa disengaja suami/istri menemukan orang yg mereka butuhkan dan membutuhkan mereka. Akhirnya keberadaan pasangan justru terbaikan. Akhirnya perjumpaan saat akhir pekan menjadi rutinitas yang tanpa arti. Begitu pula apabila terjadi selisih paham, tinggal berjauhan menyebabkan pasangan suami istri merasa jengah dan menunda-nunda penyelesaian masalah. Sehingga salah paham menjadi semakin besar dan parah.

Saya sendiri yakin cinta perlu sentuhan, baik sentuhan secara fisik maupun verbal. Bayangkan saja anak2 kita yang masih kecil, saat mereka tertekan, sedih kehangatan pelukan atau elusan lembut cukup dapat mengobati rasa gelisah mereka. Ajakan bercakap-cakap dengan menatap kedua belah mata, bercanda riang akan membangkitkan kebahagia anak2 kita. Coba saja ketika anak kita sedah sedih dan kecewa, kita abaikan mereka, sudah pasti akan ada kekacauan tambahan yang akan membuat kita menjadi lebih sakit kepala. Memang mungkin kita bisa melihat mereka kembali normal, tapi apakah kita yakin itu tidak meninggalkan jejak kekecewaan pada mereka. Lain halnya apabila kita berusaha menyelami kegelisahan mereka, memberikan pelukan sebagai bentuk perlindungan dan rasa aman, menjadi pendengar mereka yang baik, memberikan dorongan agar mereka kembali ceria, sudah pasti proses recovery anak akan cepat dan mereka sungguh merasakan cinta orang tuanya.

Hal yang sama dirasakan orang dewasa pada umumnya. Jangan berpikir setelah dewasa kita/pasangan tidak lagi membutuhkan itu. Yakinlah kebiasaan memiliki sentuhan fisik maupun verbal yang hangat akan membuat kita dan pasangan lebih tahan terhadap konflik. Sebagai contoh berikan sambutan yang hangat di depan pintu saat suami pulang, tunjukkan kita sangat gembira dengan kehadirannya. sesuatu yang remeh tapi itu menghangatkan hati. Setiap kali harus selalu menjadikan pasangan teman hati, dibandingkan yg lain dialah harusnya yg paling banyak memahami kita. Hal itu lebih mudah buat pasangan yg tinggal serumah, buat pasangan yang tinggal berjauhan permanen, harus bisa selalu menemukan bagaimana caranya menghangatkan hubungan agar pernikahan menjadi kekal hingga maut memisahkan. Jangan sampai pernikahan hanyalah merupakan ikatan hukum dan kewajiban belaka tanpa kita bisa menikmatinya dengan rasa bahagia.


Ditulis masih dalam suasana prihatin.. berharap buat emak2 blogger selalu bisa menemukan cara menghangatkan keluarga

Thursday, February 23, 2012

Blogku Pikiranku dan Menghargai Pikiranmu


Blogku hanya sebuah blog biasa, ia hanya merupakan curahan pikiran dan hatiku. Berada jauh dari sahabat dan keluarga membuat blog menjadi satu-satunya tempat menuangkan resahku, menuliskan apa yg ada diotakku. Berkelana dari satu blog ke blog yang lain (bener-bener cara berkelana paling murah bahkan lebih murah dari backpacker) membangun imajinasiku akan para penulisnya. Terkadang aku temukan tulisan getirnya hidup yang menyayat hati(sampai kadang keikut sedih), tapi tak kurang pula aku temukan yang penuh semangat (sampai semangat makanku pun naik :D), sarat akan kebahagian.

Beberapa blog yang kukunjungi aku dapat memperoleh informasi yang kubutuhkan, entah resep masakan, entah alamat wisata, entah sharing ilmu apa saja (beberapa blog aku temukan tanpa sengaja via mbah google) Ah, membaca blog seperti berbicara dengan penulis dan mengamati raut mukanya (terbayang penulis punya lesung pipit, berkaca mata hehehe) Buatku pribadi sangat menyenangkan membaca blog teman-teman, gaya mereka mengungkapkan cerita tidak ada yang seragam, serasa mengenali satu persatu pribadi melalui tulisan. Posting pengalaman hidup yang beraneka rupa membukakan mata hatiku, bahwa hidup tidaklah mudah, bahwa hidup adalah perjuangan, tapi juga tak lupa bahwa hidup harus disyukuri dan dinikmati.


Blogku sendiri??
Terlalu biasa, jauh dari menarik, seruwet pikiran di otakku. Dalam cita2ku sebenarnya kuingin memiliki blog yang cukup berbobot (ternyata yg tercapai malah badanku yg berbobot), serius tapi santai. Tapi ternyata menulis itu tidak mudah. Menulis tanpa kesan menggurui, menyampaikan informasi berdasar kajian dan observasi pribadi,membuat rangkaian kata-kata yang jauh dari kesan membosankan.

Jadi.... biarlah blogku tetap menjadi bagian hidupku, dokumentasi carut marutnya pikiran, kegelisahan hati. Aku membebaskan diriku sendiri menulis sesuka hati tentang pikiranku, walo tetap kuusahakan utk jangan pernah menyakiti orang lain dengan tulisanku. Bila anda mampir keblogku, dijamin tidak banyak yg bisa ditemukan, kecuali jejak pikiranku yg aku tulis tanpa"jaim". Pikiran seorang ibu rumah tangga, yang tadinya pengen sekolah S3 sampai lebay nyarinya, setelah diterima malah balik kucing ketakutan. Pikiran ibu2 yg masih belajar mengendalikan psikologisnya terhadap tekanan, maklum emak yg satu ini bermimpi menjadi trader tangguh (masih mimpi).

Lewat blog aku berusaha memahami jalan pikiran banyak orang, belajar berpikir terbuka. Dan aku merasa menjadi makin dewasa (memuji diri sendiri boleh yaa... terbukti aku mulai bisa berusaha memahami dan menghargai perbedaan. Mulai belajar menilai seseorang bukan hanya dari persepsiku, tapi lebih pada memikirkan kemungkinan yg terjadi pada orang yang kita nilai. Harapan terbesar dariku, seandainya lebih banyak lagi para emak menulis, dari lubuk hati, tentang pemikiran mereka, tentang harapan mereka, tentang diri sendiri yang baik maupun yang pahit, bukan untuk menjelekkan tetapi untuk bisa saling memahami dan menghargai. Tidak ada satu makhlukpun tercipta sempurna, tidak ada hak kita untuk menghakimi atau menyalahkan orang lain. Membangun dunia dengan penuh cinta, kasih sayang, jauh dari kebencian dan menyakiti. Mimpiku.... kita bisa memperkenalkan kepada anak-anak penerus kita kasih sayang bahkan dari dunia maya, bukan kebencian.

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Kontes “Ngeblog di Mata Perempuan” yang diselenggarakan oleh Emak Blogger.

Wednesday, February 8, 2012

Rapikan semua data, in case.....

Awal february ini penuh tekanan tak terduga. Kebijakan pemerintah yang tadinya di laporkan mundur tanggal 15 Feb ternyata tetap dilaksanakan per 31 Januari. sekuritas sebagai operator banyak yang kelimpungan, ga siap. Alhasil dunia pertraderan heboh karena trader ada yang kena suspen walopun sudah mengirim berkas jauh2 hari sebelumnya.

Yang tidak terkena suspen pun tak lepas dari masalah. Aliran dana ke bank banyak yang salah catat. Mau konfirmasi ke customer care telepon nggak diangkat. Kirim Email??? sampai gemes ngetiknya berkali2 juga ngga dijawab. Yang pengen saya share disini... kasus uang saya yg tiba2 raib? Karena ngga punya catatan lengkap padahal laporan ketidak beresan harus segera dikirim kalo tidak kita dianggap setuju. Akhirnya saya harus ngebut memilih2 ratusan transaksi 3 tahun sampe pedes mata, mual2 buat spreadsheet di excel dan harus kelar ngebut sebelum closing jam kantor.

Rapikan data ternyata penting sekali. Repot kalo tiba2 ada masalah dan kita masih harus nyari2 data. Kalo diingat bukan masalah gawe aja yg mesti di rapiin, kalo disini bukti2 pengurang pajak seperti nota2 beli buku harus rapi jali, supaya ga ribet. Kalo saya inget di indonessia paling bermasalah adalah bukti bayar PBB PLN PAM yg mesti rapi, kalo ditagih lagi bisa punya bukti.

Resiko punya pemerintah yang sradak sruduk, administrasi masih berantakan. Makanya sebagai langkah pencegahan kita harus siap punya data lengkap atas semua transaksi kita. Jangan cuma dokumentasi foto aja ya yg diinget2 dokementasi setiap dokumen jg perlu. siapin copy segla macam tanda pengenal, kalo ilang gampang ngurus. Jangan harap ada orang membantu kalo kita tak punya dokumentasi. Seperti salah satu temen saya yg kesulitan membuat administrasinya, sampai sekarang tetep gak tau uangnya lari kemana. Komplain??? ga ada jawaban phewwwww....
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...