Pages

Wednesday, March 14, 2012

Berjuang untuk kembali hidup normal

Pengen ikutan give away Ayankmira... biar ada semangat buat posting nih..


Tak pernah terpikir di mindaku kalo akhirnya aku bener-bener memutuskan sebagai full time momma, tidak melakukan pekerjaan di luar rumah. Pekerjaan yang sangat kucintai sebagai pengajar, berbagi ilmu dengan mahasiswa maupun teman-teman sekolega. Bahkan di awalnya saat aku memutuskan untuk mengikuti suami di negeri jiran ini, terpikir olehku untuk bisa kembali berkarya dan untuk itu aku harus kembali ke bangku kuliah. Prasyarat disini mengutamakan foreigner dengan PhD degree untuk mengajar, membuatku lintang pukang mencari bahan research.


Dalam perjalanan waktuku menunggu, aku diserang kebosanan akut sebagai ibu rumah tangga tanpa asisten. Lebih parah lagi penyakit minderku semakin mendarah daging. Keterbatasanku untuk bertemu dengan orang dan bersosial memperburuk keadaanku. Tak ada seorangpun tahu, penyakit minder dalam stadium akut ini merusakku. Aku menjadi makhluk apatis yang sering tenggelam dalam dunia kesedihanku. Mungkin hanya dua makhluk mungil, anak-anakku aku bisa sedikit sadar bahwa aku masih ada di atas dunia.

Penyakit minder ini menimbulkan dampak buruk lain, ketika bertemu teman yang cocok aku menjadi sangat ketergantungan. Kehilangan percaya diriku membuatku untuk selalu berpaling, meminta pertolongan orang lain. Apabila aku tak mendapatkan pertolongan aku menjadi makin muram. Aku tak pernah tahu, mungkin sikapku ini sangat menganggu sahabat-sahabatku. Kebiasaanku terhenti ketika aku mendapati kenyataan pahit, sahabat yang tadinya berjanji akan selalu ada bila aku membutuhkannya, hilang bak ditelan bumi karena kesibukan-kesibukannya. Dengan bodohnya aku menangis, menyalahkan sahabatku, merasa tak ada yang peduli atasku.

Tangis berkepanjanganku berakhir di atas sajadah, aku adukan dukaku kepadaNya. Dan mulailah sedikit demi sedikit pikiran jernih merayapiku. Aku tidak boleh terbawa emosi berkepanjangan yang akan merusak jiwaku. Aku mulai berpikir tentang teman, bagaimana aku harus bersikap kepada orang lain, bagaimana mengendalikan diri sendiri. Dan aku menemukan sesuatu yang membuatku ringan tak lagi menyalahkan siapa-siapa. Hidupku adalah milikku, warna hidupku hanya aku yang berhak menggoreskannya. Aku tak boleh menggantungkan hidupku kepada orang lain, siapapun itu.

The New "me"
Memulai episode dari hidupku aku harus menemukan kesibukan yang membuat otakku berpikir tetapi juga menghasilkan. Dan aku mulai menekuni pekerjaan baruku sebagai trader, dengan sungguh-sungguh aku belajar dari orang yang lebih pintar, sampai dmerelakakan untuk terbang ke jakarta. Sulit sekali ternyata, bolak-balik mentok otakku saat membaca bertumpuk-tumpuk buku. Bukan itu saja hujatan yang luar biasa dahsyat juga datang dari teman-teman terdekatku dan menyamakan aku sebagai seorang "gambler". Tekanan itu membuatku oleng, siapa sih orang yang sanggup senyum saat orang yang kita kenal menunjukkan jari ke kita dan menyebut kita seperti layaknya penjahat? Sekali lagi aku harus belajar berdamai dengan emosiku, sekaligus aku belajar menahan diri.

Hasilnya??? Walaupun akhirnya aku menjauhi sumber-sumber pertikaian dengan tidak mengunjungi facebook terlalu banyak, lebih banyak belajar mendalami pekerjaanku, tetapi aku juga beajar untuk tidak menyakiti orang lain. Mengurangi berkata negatif tentang orang lain, menghindari mengemukakan kebencian atas orang lain. Aku menyadari mereka tidak memahami keadaanku pula, aku disini, keluargaku yang mengalami kesulitan keuangan, satu-satunya pekerjaan yang dapat kulakukan untuk ikut menghidupi keluargaku adalah sebagai trader, dalam keterbataanku berhubungan sosial. Aku juga menyelamatkan jiwaku dari pikiran yang merusak.

Finally, I got my smile back, aku bisa lebih ringan dan ikhlas menjalani hidup. Aku bersyukur diantara yang menghujatku masih ada yang memandangku biasa saja tanpa berubah. Membahagiakan lagi aku menemukan teman-teman baru sesama trader yang saling mensupport, tidak saja dari sisi psikologis kami yang kerap tertekan saat trading, tapi juga saran dan support untuk kehidupan sehari-hari. Positifnya lagi teman-teman baruku ini karena sudah dipusingkan dengan menganalisa berita ekonomi, financal, analisa chart, tak ada energi tersisa untuk menjelek-jelekkan orang. Klop dah. I GET POSITIVE ENERGY EVERYDAY. Karena kalo sedang down banyak yang kasih support, thanks a lot (bila ada trader yang membaca pasti tahu, betapa beratnya emosi kita berperang setiap hari, kadang kalo nggak tahan nangis juga)
Menyenangkan sekali menyadari bahwa menjadi ibu rumah tangga, tanpa real kehidupan sosial menyentuh setiap haripun aku masih bisa berkarya. Bahwa kegembiraanku saat berpikir, belajarpun bisa meghasilkan karya nyata tanpa harus keluar rumah. Bahwa aku memberi kesempatan setiap hari untuk menghargai setiap kemajuan yang aku miliki walaupun kecil dan belum berarti. Dan setiap hari aku selalu memperbaharui janji untuk menjadi lebih baik.

Dan.... hari ini meskipun aku drop off as a PhD student dan tetap memilih tetap seperti sekarang, tapi hari-hariku tetap bersemangat dan tetap bisa tersenyum setiap hari.

"Tulisan ini sebagai Inspirasi untuk Catatan Hati 10 Maret 2012 - @yankmira #1 Giveaway"

Tuesday, February 28, 2012

Cinta itu perlu sentuhan....


Semalam habis syok melihat satu lagi kejadian pada seorang teman yang kukenal. Another marriage problem, bahkan saat memiliki bayi. Diawali dengan menikah dan kemudian berpisah terentang jarak dengan alasan pemenuhan kebutuhan finansial. Tidak ada yang salah mulanya, semua baik2 saja sampai bertahun kemudian sesuatu yg kecil meetupkan pertikaian. Cinta itu perlu sentuhan, apakah itu bisa selalu dilakukan saat berjauhan? Apa yang harus dilakukan bila kita berjauhan?

Beberapa kisah teman2 yg saya kenal menyelipkan kegetiran, tidak dapat menyalahkan salah satu pihak, karena tidak setiap orang mampu melaluinya. Tidaklah mudah bagi istri untuk berpindah ke negara lain (kota lain), dari yang punya karir, teman segudang menjadi ibu rumah tangga dan teman yg terbatas jumlahnya. Beberapa diantaranya memilih merelakan sang suami bekerja dn hanya bertemu 1-2 kali sebulan. Entah apakah sudah terpikir agi pasangaan tersebut konsekuensinya, kendala2 yang akan mereka hadapi.

Buat sang istri cukup berat menjalani hari2 tanpa suami membesarkan anak2 sendiri walopun dengan imbalan dia bisa bekerja dan tidak kehilangan kehidupan sosial yg telah nyaman baginya. Kepenatan, kepusingan urusan rumah tangga yg dirasakannya sendiri tertumpah saat bertemu suami yang nota bene 2-4 hari saja sebulan. Suami yang merindukan kehangatan, kasih sayang saat pulang alhasil menjadi kecewa. Ketidak mampuan suami untuk merespon kegundahan istri ataupun sebaliknya lama2 menumpuk bak bom waktu. Rasa terabaikan, harus berjuang sendiri, feeling alone and lonely mengakibatkan kedua belah pihak berusaha mencari tempat berbagi cerita lain.

Seringkali tanpa disengaja suami/istri menemukan orang yg mereka butuhkan dan membutuhkan mereka. Akhirnya keberadaan pasangan justru terbaikan. Akhirnya perjumpaan saat akhir pekan menjadi rutinitas yang tanpa arti. Begitu pula apabila terjadi selisih paham, tinggal berjauhan menyebabkan pasangan suami istri merasa jengah dan menunda-nunda penyelesaian masalah. Sehingga salah paham menjadi semakin besar dan parah.

Saya sendiri yakin cinta perlu sentuhan, baik sentuhan secara fisik maupun verbal. Bayangkan saja anak2 kita yang masih kecil, saat mereka tertekan, sedih kehangatan pelukan atau elusan lembut cukup dapat mengobati rasa gelisah mereka. Ajakan bercakap-cakap dengan menatap kedua belah mata, bercanda riang akan membangkitkan kebahagia anak2 kita. Coba saja ketika anak kita sedah sedih dan kecewa, kita abaikan mereka, sudah pasti akan ada kekacauan tambahan yang akan membuat kita menjadi lebih sakit kepala. Memang mungkin kita bisa melihat mereka kembali normal, tapi apakah kita yakin itu tidak meninggalkan jejak kekecewaan pada mereka. Lain halnya apabila kita berusaha menyelami kegelisahan mereka, memberikan pelukan sebagai bentuk perlindungan dan rasa aman, menjadi pendengar mereka yang baik, memberikan dorongan agar mereka kembali ceria, sudah pasti proses recovery anak akan cepat dan mereka sungguh merasakan cinta orang tuanya.

Hal yang sama dirasakan orang dewasa pada umumnya. Jangan berpikir setelah dewasa kita/pasangan tidak lagi membutuhkan itu. Yakinlah kebiasaan memiliki sentuhan fisik maupun verbal yang hangat akan membuat kita dan pasangan lebih tahan terhadap konflik. Sebagai contoh berikan sambutan yang hangat di depan pintu saat suami pulang, tunjukkan kita sangat gembira dengan kehadirannya. sesuatu yang remeh tapi itu menghangatkan hati. Setiap kali harus selalu menjadikan pasangan teman hati, dibandingkan yg lain dialah harusnya yg paling banyak memahami kita. Hal itu lebih mudah buat pasangan yg tinggal serumah, buat pasangan yang tinggal berjauhan permanen, harus bisa selalu menemukan bagaimana caranya menghangatkan hubungan agar pernikahan menjadi kekal hingga maut memisahkan. Jangan sampai pernikahan hanyalah merupakan ikatan hukum dan kewajiban belaka tanpa kita bisa menikmatinya dengan rasa bahagia.


Ditulis masih dalam suasana prihatin.. berharap buat emak2 blogger selalu bisa menemukan cara menghangatkan keluarga

Thursday, February 23, 2012

Blogku Pikiranku dan Menghargai Pikiranmu


Blogku hanya sebuah blog biasa, ia hanya merupakan curahan pikiran dan hatiku. Berada jauh dari sahabat dan keluarga membuat blog menjadi satu-satunya tempat menuangkan resahku, menuliskan apa yg ada diotakku. Berkelana dari satu blog ke blog yang lain (bener-bener cara berkelana paling murah bahkan lebih murah dari backpacker) membangun imajinasiku akan para penulisnya. Terkadang aku temukan tulisan getirnya hidup yang menyayat hati(sampai kadang keikut sedih), tapi tak kurang pula aku temukan yang penuh semangat (sampai semangat makanku pun naik :D), sarat akan kebahagian.

Beberapa blog yang kukunjungi aku dapat memperoleh informasi yang kubutuhkan, entah resep masakan, entah alamat wisata, entah sharing ilmu apa saja (beberapa blog aku temukan tanpa sengaja via mbah google) Ah, membaca blog seperti berbicara dengan penulis dan mengamati raut mukanya (terbayang penulis punya lesung pipit, berkaca mata hehehe) Buatku pribadi sangat menyenangkan membaca blog teman-teman, gaya mereka mengungkapkan cerita tidak ada yang seragam, serasa mengenali satu persatu pribadi melalui tulisan. Posting pengalaman hidup yang beraneka rupa membukakan mata hatiku, bahwa hidup tidaklah mudah, bahwa hidup adalah perjuangan, tapi juga tak lupa bahwa hidup harus disyukuri dan dinikmati.


Blogku sendiri??
Terlalu biasa, jauh dari menarik, seruwet pikiran di otakku. Dalam cita2ku sebenarnya kuingin memiliki blog yang cukup berbobot (ternyata yg tercapai malah badanku yg berbobot), serius tapi santai. Tapi ternyata menulis itu tidak mudah. Menulis tanpa kesan menggurui, menyampaikan informasi berdasar kajian dan observasi pribadi,membuat rangkaian kata-kata yang jauh dari kesan membosankan.

Jadi.... biarlah blogku tetap menjadi bagian hidupku, dokumentasi carut marutnya pikiran, kegelisahan hati. Aku membebaskan diriku sendiri menulis sesuka hati tentang pikiranku, walo tetap kuusahakan utk jangan pernah menyakiti orang lain dengan tulisanku. Bila anda mampir keblogku, dijamin tidak banyak yg bisa ditemukan, kecuali jejak pikiranku yg aku tulis tanpa"jaim". Pikiran seorang ibu rumah tangga, yang tadinya pengen sekolah S3 sampai lebay nyarinya, setelah diterima malah balik kucing ketakutan. Pikiran ibu2 yg masih belajar mengendalikan psikologisnya terhadap tekanan, maklum emak yg satu ini bermimpi menjadi trader tangguh (masih mimpi).

Lewat blog aku berusaha memahami jalan pikiran banyak orang, belajar berpikir terbuka. Dan aku merasa menjadi makin dewasa (memuji diri sendiri boleh yaa... terbukti aku mulai bisa berusaha memahami dan menghargai perbedaan. Mulai belajar menilai seseorang bukan hanya dari persepsiku, tapi lebih pada memikirkan kemungkinan yg terjadi pada orang yang kita nilai. Harapan terbesar dariku, seandainya lebih banyak lagi para emak menulis, dari lubuk hati, tentang pemikiran mereka, tentang harapan mereka, tentang diri sendiri yang baik maupun yang pahit, bukan untuk menjelekkan tetapi untuk bisa saling memahami dan menghargai. Tidak ada satu makhlukpun tercipta sempurna, tidak ada hak kita untuk menghakimi atau menyalahkan orang lain. Membangun dunia dengan penuh cinta, kasih sayang, jauh dari kebencian dan menyakiti. Mimpiku.... kita bisa memperkenalkan kepada anak-anak penerus kita kasih sayang bahkan dari dunia maya, bukan kebencian.

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Kontes “Ngeblog di Mata Perempuan” yang diselenggarakan oleh Emak Blogger.

Wednesday, February 8, 2012

Rapikan semua data, in case.....

Awal february ini penuh tekanan tak terduga. Kebijakan pemerintah yang tadinya di laporkan mundur tanggal 15 Feb ternyata tetap dilaksanakan per 31 Januari. sekuritas sebagai operator banyak yang kelimpungan, ga siap. Alhasil dunia pertraderan heboh karena trader ada yang kena suspen walopun sudah mengirim berkas jauh2 hari sebelumnya.

Yang tidak terkena suspen pun tak lepas dari masalah. Aliran dana ke bank banyak yang salah catat. Mau konfirmasi ke customer care telepon nggak diangkat. Kirim Email??? sampai gemes ngetiknya berkali2 juga ngga dijawab. Yang pengen saya share disini... kasus uang saya yg tiba2 raib? Karena ngga punya catatan lengkap padahal laporan ketidak beresan harus segera dikirim kalo tidak kita dianggap setuju. Akhirnya saya harus ngebut memilih2 ratusan transaksi 3 tahun sampe pedes mata, mual2 buat spreadsheet di excel dan harus kelar ngebut sebelum closing jam kantor.

Rapikan data ternyata penting sekali. Repot kalo tiba2 ada masalah dan kita masih harus nyari2 data. Kalo diingat bukan masalah gawe aja yg mesti di rapiin, kalo disini bukti2 pengurang pajak seperti nota2 beli buku harus rapi jali, supaya ga ribet. Kalo saya inget di indonessia paling bermasalah adalah bukti bayar PBB PLN PAM yg mesti rapi, kalo ditagih lagi bisa punya bukti.

Resiko punya pemerintah yang sradak sruduk, administrasi masih berantakan. Makanya sebagai langkah pencegahan kita harus siap punya data lengkap atas semua transaksi kita. Jangan cuma dokumentasi foto aja ya yg diinget2 dokementasi setiap dokumen jg perlu. siapin copy segla macam tanda pengenal, kalo ilang gampang ngurus. Jangan harap ada orang membantu kalo kita tak punya dokumentasi. Seperti salah satu temen saya yg kesulitan membuat administrasinya, sampai sekarang tetep gak tau uangnya lari kemana. Komplain??? ga ada jawaban phewwwww....

Monday, January 30, 2012

Please don't judge us!

Memiliki pekerjaan yang masih dipandang sebelah mata, bahkan menurut negara pun pekerjaan sebagai trader tidak diakui (keluh teman seprofesi) menyebabkan aku terkadang menangis tertekan. Tidak hanya teman yang baru kukenal, tapi juga sahabat yang pernah dekat dalam kehidupanku pun tega menyebut pekerjaanku tak bedanya sepertu seorang gambler. Nyaris hampir beberapa bulan aku menutup diri, hingga akhirnya kutemukan pembimbing2 yang luar biasa seperti Desmond Wira, Santo Vibby, yg bukunya banyak terpajang di area buku finansial dan investasi di gramedia. Berinteraksi dengan coach, guru atau mentor secara elompok maupun pribadi kembali meningkatkan percaya diriku.

Kami bukan gambler.... kami membeli dan menjual saham berdasarkan perhitungan technical analiysis dg tools yang berjibun disamping melakukan analisa laporan keuangan. Bukan hanya itu saja, analisa industri, corporate action tak lepas dari pantauan mata dan telinga paara trader. Selain dari kondisi pasar regional, kami juga merefer pasar internsional, perkembangan kenaikan harga komoditi, nilai tukar mata uang dan massih banyak lagi. Jangan dibilang saya beli/jual merugikan trader lain, karena kami para trader kelas teri atau plankton justru saling sharing, berbagi clue, informasi, mencocokkan perhitungan kami, karena siapa tau kami keliru. Sama dengan bentuk bisnis MLM kami mengatakan bahwa sesama trader adalah family, tidak ada persaingan diantara trader2 retail.

Seberapa besar kerugian yg diderita trader. Itu lebih ke level psikologis diri pribadi, dengan money management yang ketat. Sama seperi jual beli barang lainnya ada kalanya ada suatu barang yang sangat diminati sehingga permintaan menjadi besar dan harga menjadi tinggi. Jadi apa bila kita jual beli barang tidak pakai utang dan membeli dengan cara yg benar, maka seandainya saat ini rugi kita hanya perlu memperpanjang time frame kita memegang saham kita. sebagai contoh di awal tahun 2011 kita membeli saham indofood seharga Rp 5300, kemudian dia jatuh hingga rp 4500,- aabila anda merasa perush masih bagus bisa dihold sampai menjelang hari raya, saat itu harganya memecah angka tertingginya di atas Rp 6000,-.

Please buat siapa saja yang tidak memahami mekanisme sesungguhnya pasar modal, jangan judge kami yang bukan2. Setiap hari kami bekerja jg penuh dengan pertimbangan, bukan selayaknya melempar dadu. Sungguh untuk menjadi berhasil kami belajar membaca puluhan buku, belajar melalui mentor, diskusi, melatih melihat chart dan itu juga sama dengen pekerjaan lai membutuhkan energi, pikiran yang cukup melelahkan. Sesungguhnya banyak tulisan yg juga dimuat di koran, penulisnya sendiri tidak tahu sama sekali mekanisme yang sesunggunya dan hanya megatakan itu "JUDI"

Friday, January 27, 2012

Bekerja itu...



Sedang pengen banyak curhat, tahun 2011-2012 tahun yg cukup berat buat kami sekeluarga. Sampai harus benar2 harus putar otak, putar dengkul, kuatin otot untuk mencari tambahan penghasilan juga menanamkan pengertian ke anak2 "be wise to spend money" dan juga mengajak anak2 mengenal pekerjaan sampingan orang tuanya.



Menjadi tukang foto freelance dijalani juragan aka bapaknya anak2 di waktu senggangnya. Kalo order indoor maka juragan bisa jalan sendiri, tapi bila outdoor perlu tenaga yg buat narik2 tas, ngelap2 kursi buat klien, atau sekedar mindahin lampu blits




Kerja begini ini memang sedikit menebalkan rasa malu , karena njagain juragan yg kadang guling2 motretnya. Tapi... memang tak ada satu kerja yang mudah kan? meskipun sudah setiap hari kita selalu bergadang, weekend nyiapin fisik untuk kerja lagi, tapi tetap harus semangat. Makin lama hidup makin sulit, mumpung masih diberi kesehatan dimanfaatkan sebaik2nya, demi masa depan anak2 tercinta.

Thursday, January 26, 2012

Kugantikan Cita-citaku

Pertengahan tahun 2011, akhirnya aku merelakan utk melepas impian dan cita2ku untuk kembali ke bangku kuliah, meraih gelar PhD. Beberapa alasan saat itu, karena gagal sekolah di tempat yg dekat dengan rumah, dan tawaran wawancara justru datang dari tempat yang jauh dari rumah. Walaupun usahaku untuk melamar sudah mati2an, dari pontang panting test toefl ampe terbang ke surabaya karena waktu test yg ga selalu ada, sampai akhirnya ganti test IELTS saja krn TOEFL tidak cukup score. Berkutat dengan ratusan jurnal yg membuat otakku makin kriting.

Alasan kedua, karena banyaknyaknya kelas yg harus diambil, sedikit menyulitkanku untuk antar jemput anak sekolah. Dan kekuatan fisikku yang yg juga harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga tanpa bantuan. Akhirnya aku coba menepis cita2ku dan menekuni apa yg kulakukan saat ini, sebuah pekerjaan yg bisa dilakukan dari rumah walaupun sangat kuat mendapat tekanan dan cercaan bahkan dari teman dan sahabat.

Sabtu lalu aku mendapati surat dari POSLAJU, dan saat aku ambil syrat itu badanku menjadi lunglai tak bertenaga.... sebuah surat offering dari IIUM jawaban aplikasi yang kukirim 2 tahun lalu. Lemas, karena selama ini aku sdh mengubur cita2ku, dan kembali batinku berperang? Apakah yang harus kuambil? terlebih batas waktu harus daftar ulang adalah hari ini, kamis 26 January 2012. Ya Allah apa yg harus kulakukan? seorang sahabat memberiku saran, kebetulan sahabat ini adalah teman seprofesiku dulu, dia bertanya, apakah bila kamu sudah menyandang gelar Doktor kamu yakin bisa menggunakannya?

DEG.... aku pun tak tahu jawabannya, karena posisiku sebagai istri dan suami yg kemungkinan tidak selamanya tinggal disuatu tempat. Bijaksanakah aku mengeluarkan biaya yg cukup besar, mengurangi perhatianku ke anak2ku tanpa yakin itu akan berguna?
Sekian kali batinku berperang, impianku, cita2ku, egoku, keluargaku, mana yg kudahulukan?

Hari ini Kamis 26 january 2012, surat offering itu masih ada di laci almariku, biarkan kujadikan kenangan, sebagai bukti ke anak2ku nanti, terkadang kita memang harus memilih.... dan bukti buatku bahwa aku ga bodoh kan masih bisa tersaring hihihihi Biarlah kugantikan cita2ku dengan mendampingi anak2ku selalu.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...