Memiliki pekerjaan yang masih dipandang sebelah mata, bahkan menurut negara pun pekerjaan sebagai trader tidak diakui (keluh teman seprofesi) menyebabkan aku terkadang menangis tertekan. Tidak hanya teman yang baru kukenal, tapi juga sahabat yang pernah dekat dalam kehidupanku pun tega menyebut pekerjaanku tak bedanya sepertu seorang gambler. Nyaris hampir beberapa bulan aku menutup diri, hingga akhirnya kutemukan pembimbing2 yang luar biasa seperti Desmond Wira, Santo Vibby, yg bukunya banyak terpajang di area buku finansial dan investasi di gramedia. Berinteraksi dengan coach, guru atau mentor secara elompok maupun pribadi kembali meningkatkan percaya diriku.
Kami bukan gambler.... kami membeli dan menjual saham berdasarkan perhitungan technical analiysis dg tools yang berjibun disamping melakukan analisa laporan keuangan. Bukan hanya itu saja, analisa industri, corporate action tak lepas dari pantauan mata dan telinga paara trader. Selain dari kondisi pasar regional, kami juga merefer pasar internsional, perkembangan kenaikan harga komoditi, nilai tukar mata uang dan massih banyak lagi. Jangan dibilang saya beli/jual merugikan trader lain, karena kami para trader kelas teri atau plankton justru saling sharing, berbagi clue, informasi, mencocokkan perhitungan kami, karena siapa tau kami keliru. Sama dengan bentuk bisnis MLM kami mengatakan bahwa sesama trader adalah family, tidak ada persaingan diantara trader2 retail.
Seberapa besar kerugian yg diderita trader. Itu lebih ke level psikologis diri pribadi, dengan money management yang ketat. Sama seperi jual beli barang lainnya ada kalanya ada suatu barang yang sangat diminati sehingga permintaan menjadi besar dan harga menjadi tinggi. Jadi apa bila kita jual beli barang tidak pakai utang dan membeli dengan cara yg benar, maka seandainya saat ini rugi kita hanya perlu memperpanjang time frame kita memegang saham kita. sebagai contoh di awal tahun 2011 kita membeli saham indofood seharga Rp 5300, kemudian dia jatuh hingga rp 4500,- aabila anda merasa perush masih bagus bisa dihold sampai menjelang hari raya, saat itu harganya memecah angka tertingginya di atas Rp 6000,-.
Please buat siapa saja yang tidak memahami mekanisme sesungguhnya pasar modal, jangan judge kami yang bukan2. Setiap hari kami bekerja jg penuh dengan pertimbangan, bukan selayaknya melempar dadu. Sungguh untuk menjadi berhasil kami belajar membaca puluhan buku, belajar melalui mentor, diskusi, melatih melihat chart dan itu juga sama dengen pekerjaan lai membutuhkan energi, pikiran yang cukup melelahkan. Sesungguhnya banyak tulisan yg juga dimuat di koran, penulisnya sendiri tidak tahu sama sekali mekanisme yang sesunggunya dan hanya megatakan itu "JUDI"
Monday, January 30, 2012
Friday, January 27, 2012
Bekerja itu...
Sedang pengen banyak curhat, tahun 2011-2012 tahun yg cukup berat buat kami sekeluarga. Sampai harus benar2 harus putar otak, putar dengkul, kuatin otot untuk mencari tambahan penghasilan juga menanamkan pengertian ke anak2 "be wise to spend money" dan juga mengajak anak2 mengenal pekerjaan sampingan orang tuanya.
Menjadi tukang foto freelance dijalani juragan aka bapaknya anak2 di waktu senggangnya. Kalo order indoor maka juragan bisa jalan sendiri, tapi bila outdoor perlu tenaga yg buat narik2 tas, ngelap2 kursi buat klien, atau sekedar mindahin lampu blits
Kerja begini ini memang sedikit menebalkan rasa malu , karena njagain juragan yg kadang guling2 motretnya. Tapi... memang tak ada satu kerja yang mudah kan? meskipun sudah setiap hari kita selalu bergadang, weekend nyiapin fisik untuk kerja lagi, tapi tetap harus semangat. Makin lama hidup makin sulit, mumpung masih diberi kesehatan dimanfaatkan sebaik2nya, demi masa depan anak2 tercinta.
Thursday, January 26, 2012
Kugantikan Cita-citaku
Pertengahan tahun 2011, akhirnya aku merelakan utk melepas impian dan cita2ku untuk kembali ke bangku kuliah, meraih gelar PhD. Beberapa alasan saat itu, karena gagal sekolah di tempat yg dekat dengan rumah, dan tawaran wawancara justru datang dari tempat yang jauh dari rumah. Walaupun usahaku untuk melamar sudah mati2an, dari pontang panting test toefl ampe terbang ke surabaya karena waktu test yg ga selalu ada, sampai akhirnya ganti test IELTS saja krn TOEFL tidak cukup score. Berkutat dengan ratusan jurnal yg membuat otakku makin kriting.
Alasan kedua, karena banyaknyaknya kelas yg harus diambil, sedikit menyulitkanku untuk antar jemput anak sekolah. Dan kekuatan fisikku yang yg juga harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga tanpa bantuan. Akhirnya aku coba menepis cita2ku dan menekuni apa yg kulakukan saat ini, sebuah pekerjaan yg bisa dilakukan dari rumah walaupun sangat kuat mendapat tekanan dan cercaan bahkan dari teman dan sahabat.
Sabtu lalu aku mendapati surat dari POSLAJU, dan saat aku ambil syrat itu badanku menjadi lunglai tak bertenaga.... sebuah surat offering dari IIUM jawaban aplikasi yang kukirim 2 tahun lalu. Lemas, karena selama ini aku sdh mengubur cita2ku, dan kembali batinku berperang? Apakah yang harus kuambil? terlebih batas waktu harus daftar ulang adalah hari ini, kamis 26 January 2012. Ya Allah apa yg harus kulakukan? seorang sahabat memberiku saran, kebetulan sahabat ini adalah teman seprofesiku dulu, dia bertanya, apakah bila kamu sudah menyandang gelar Doktor kamu yakin bisa menggunakannya?
DEG.... aku pun tak tahu jawabannya, karena posisiku sebagai istri dan suami yg kemungkinan tidak selamanya tinggal disuatu tempat. Bijaksanakah aku mengeluarkan biaya yg cukup besar, mengurangi perhatianku ke anak2ku tanpa yakin itu akan berguna?
Sekian kali batinku berperang, impianku, cita2ku, egoku, keluargaku, mana yg kudahulukan?
Hari ini Kamis 26 january 2012, surat offering itu masih ada di laci almariku, biarkan kujadikan kenangan, sebagai bukti ke anak2ku nanti, terkadang kita memang harus memilih.... dan bukti buatku bahwa aku ga bodoh kan masih bisa tersaring hihihihi Biarlah kugantikan cita2ku dengan mendampingi anak2ku selalu.
Alasan kedua, karena banyaknyaknya kelas yg harus diambil, sedikit menyulitkanku untuk antar jemput anak sekolah. Dan kekuatan fisikku yang yg juga harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga tanpa bantuan. Akhirnya aku coba menepis cita2ku dan menekuni apa yg kulakukan saat ini, sebuah pekerjaan yg bisa dilakukan dari rumah walaupun sangat kuat mendapat tekanan dan cercaan bahkan dari teman dan sahabat.
Sabtu lalu aku mendapati surat dari POSLAJU, dan saat aku ambil syrat itu badanku menjadi lunglai tak bertenaga.... sebuah surat offering dari IIUM jawaban aplikasi yang kukirim 2 tahun lalu. Lemas, karena selama ini aku sdh mengubur cita2ku, dan kembali batinku berperang? Apakah yang harus kuambil? terlebih batas waktu harus daftar ulang adalah hari ini, kamis 26 January 2012. Ya Allah apa yg harus kulakukan? seorang sahabat memberiku saran, kebetulan sahabat ini adalah teman seprofesiku dulu, dia bertanya, apakah bila kamu sudah menyandang gelar Doktor kamu yakin bisa menggunakannya?
DEG.... aku pun tak tahu jawabannya, karena posisiku sebagai istri dan suami yg kemungkinan tidak selamanya tinggal disuatu tempat. Bijaksanakah aku mengeluarkan biaya yg cukup besar, mengurangi perhatianku ke anak2ku tanpa yakin itu akan berguna?
Sekian kali batinku berperang, impianku, cita2ku, egoku, keluargaku, mana yg kudahulukan?
Hari ini Kamis 26 january 2012, surat offering itu masih ada di laci almariku, biarkan kujadikan kenangan, sebagai bukti ke anak2ku nanti, terkadang kita memang harus memilih.... dan bukti buatku bahwa aku ga bodoh kan masih bisa tersaring hihihihi Biarlah kugantikan cita2ku dengan mendampingi anak2ku selalu.
Subscribe to:
Posts (Atom)