Bukan orang Indonesia namanya kalau tidak kreatif. Oh iya disini kalau hanya razia biasa, polisi hanya akan melihat stiker perpanjangan STNK yang nempel di kaca depan mobil. Tapi biasalah meraka memilih secara acak untuk diperiksa kelengkapan. Nah untuk menghindari kena razia random dibawalah anak-anak turut serta di dalam mobil, dijamin disuruh terus jalan hihihi.
Friday, June 21, 2013
SIM Internasional ala orang Indonesia
Sebagai pendatang di negeri yang transportasi umumnya berjeda lama sekali, halte bus yang jaraknya juga jauh-jauh, gak ada ojek apalagi tebengan, membuat mau gak mau mesti punya kendaraan sendiri. Sayangnya persyaratan memiliki sim di negeri ini pun berubah-ubah. Di awal waktu SIM Indonesia bisa berlaku, atau bisa menggunakannya untuk acuan mendapatkan lesen memandu. Aturan berubah lagi, dengan alasan ketidakadilan (di malaysia utk mendapat lesen memandu harus memngikuti kursus mengemudi baik praktik dan tertulis) maka pemilik SIM Indonesia harus pakai pengantar dari kedutaan untuk bisa disetarakan dengan si lesen memandu. Tapi, tak semua polisi tahu aturan ini. Kemudian, sepertinya memang hobi mempolitisi dirubah lagi kali ini haris SIM Internasional, ga boleh SIM Indonesia lagi, hedewww ribettt SIM Internasional kan cuma berlaku setahun, mana dulu mahal pula (apa karena aku nyogok ya hihihihi)
Thursday, June 20, 2013
Cinta setulus hati
Sebentar lagi lebaran, ritual mudik lebaran bakal menjadi salah satu yang ditunggu jutaan masyarakat Indonesia. Sungguh buat beberapa orang mudik lebaran menjadi pengobat rindu buat adik kakak sekandung, orang tua, kerabat dan handai taulan. Tapi tidak buatmu, aku tau setiap kali ritual mudik tiba, wajahmu menjadi sangat keruh, tidak bersemangat, bahkan jatuh sakit.
"Aku anak tunggal dari lima bersaudara, aku tidak memiliki apa yang kau punya. Harapan indah bertemu adik kakak, berbagi hadiah, berbagi semangat, dan bercerita tertawa-tawa menertawakan kenakalan masa kecil kalian. Sambutan dan pelukan penuh kerinduan dari orang tua, serta petuah-petuah bijak tiada henti menyiram kembali hati-hati yang beku. Aku anak tunggal dari lima bersaudara, tidak ada sambutan rindu dari kakak adik layaknya saudara yang lama tak berjumpa. Hanya sebatas kedengkian dan satu darah yang mengikat kami. Aku tak akan menemukan petuah bijak orang tua, karena hanya sebongkah keluhan yang tiada habisnya." kata-kata sarat kepedihan selalu mengalun bak melodi putus asamu.
Tuesday, June 18, 2013
Pembentukan Watak Anak
Semakin menua usiaku, ternyata semakin dibukakan tentang banyak hal. Bisa memahami ketika saat kecil dulu ibu mengajarkan ini itu, seperti harus ikut membantu mengerjakan pekerjaan rumah, padahal ibu memiliki "Yu" istilah ART jaman dulu. Mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan diriku sendiri seperti mencuci baju, menyetrika, merapikan kamar dari semenjak lulus SD, yang buat kebanyakan teman-teman sebayaku saat itu masih dilayani. Harus menyisihkan sendiri dari uang saku yang kupunya apabila aku dimintai sumbangan, kado buat sanak saudara dan lain-lain. Bertanggung jawab memanage uang, termasuk resiko kehilangan, sehingga tak jarang aku berhutang kepada ART atau kakak sepupu yg tinggal dirumah hihihi, tapi dibalikin looo, bukan minta. Membantu ibu mengantarkan barang dagangan, mengepak barang, mengambil uang hasil jualan dan sebagainya, yang mengajarkanku bahwa mencari uang bukan hal yang mudah, dan aku cukup tahu diri tidak meminta2 yang aneh2 kecuali satu, saat ga mau jadi PNS dan minta sekolah lagi *sama aja ya :D*
Ingin sedikit share dari hal2 yang kutemui mengenai pembentukan watak anak. Beberapa contoh aku ambilkan dari kisah nyata di sekitarku. Semoga bisa menjadi bahan renungan para orang tua bahwa tanggung jawab orang tua tidak hanya sebatas menyekolahkan dan memberi makan saja.
sumber : google |
Subscribe to:
Posts (Atom)