Hari2 terakhir ini banyak pesawat tempur melintas di atas langit hueh.. suaranya cukup bisa membuat alarm mobil berbunyi... cukup keras. Pesawatnya yang melintas lebih dari 8 meriah latihan tiap hari menyambut kemerdekaan ke 50 ... jadi ingat saat itu....
Malang 1993/1994
Ada suara bergemuruh melalui langit rumah kost.... teriakan anak2 membahana F16.... sontak hampir seluruh anak yang gak kuliah waktu itu berhambur keluar.... suer baru kali itu aku liat pesawat F16 terbang rendah, bahkan bisa terlihat pilotnya. Kejadian itu gak cuma sekali ada mungkin 3 kali tapi setelah itu dapat komplain... jangan terbang terlalu rendah, beberapa orang kena serangan jantung... He3 gosipnya tuh pilot anak salah satu dosen di Brawijaya makanya dia terbang rendah mo nyapa bapaknya :D ada2 aja...
Tapi bukan itu sebenarnya yg ingin kuungkapkan, waktu itu masih ada kebanggaan atas bangsaku memiliki pesawat tempur yang lumayan keren, bisa latihan terbang tanpa bingung cari dana atau spare part. Sekarang... pesawat kita ... hiks kalo gak ada dana yah kanibal aja pesawat lainnya. Latihan??? Cukup pake pesawat kuno aja... Mungkin masih ada juga pesawat tempur yang bagusan seperti Sukhoi.... cuma mungkin kalo mau terbang mesti pikir2 dulu kali ya.... biaya dan spare part.
Lain pesawat tempur jadi pengin ngomong pesawat komersil......
Pengalaman buruk pas hari kemerdekaan Indonesia kemarin, ber-6 kami mau terbang dgn pswt M***ala jurusan Yogya-Banjarmasin. Waktu boarding yang ditetapkan adalah 14.45. Waktu berlalu 1,5 jam sudah (biasa molor beda ma Air Asia KUL-SOLO 10 menit sebelumnya dah mulai naik) kami senang akhirnya bisa naik ke atas pesawat. Pramugari mulai memperagakan alat keselamatan... pesawat mulai bergerak pelan2 pilot mulai menyapa pesawat akan terbang selama 1 jam.... tapi tiba2 aku rasa kok pesawatnya berhenti lagi ya?????
Wis bener.... diumumkan ada kerusakan hidrolik... karena lama penumpang pesawat diminta turun lagi.
SAmpai di bawah kasak-kusuk orang mulai kenceng...
"Mending turun deh daripada dipaksain berangkat dan jatuh!"
"Iya.... jangan sampai ada pesawat kedua jatuh di bandara..."
"Hue pak jangan nakut2in gue dong pak!" batinku
Masuk kembali ke ruang tunggu, ada beberapa mobil pemadam ke landasan, nyemprot landasan dan beberaapa orang mulai menggosok2 landasan. Sampai hampir 1 jam pemandangan itu belum selesai.... Walah pesawat kok rusak roda depan ampe parah begini.... mobil aja ban depan meletus bisa berarti maut apalagi pesawat hiks....
Waktu terus berlalu... snak dibagikan sebagai obat kecewa (halah emang cukup dikasih snak aja , kecewa ma takut ni...) Ortu sudah mulai gelisah telpon melulu suruh ngebatalin, naik kereta ke surabaya and then cari penerbangan lewat surabaya... Anak2 mulai gelisah, aku jg dah pegel banget ni.... tapi kayaknya pesawat belum juga berhasil diperbaiki.
"Kemungkinan tercepat pesawat berangkat pukul 8 malam, harus nunggu sparepart dari Jakarta," kata suami.
"Mau cari onderdil di Pasar Mobil Kemayoran dulu yak..."
Beberapa saat kmd ada pengumuman pesawat dari jakarta terlambat datang.
"nah tuh bener nunggu orang yang cari onderdil dulu hi...hi...hi...."
Duh capek banget, ke-delay ampe 7 jam setelah akhirnya pesawat berhasil diperbaiki dan terbang pukul 21.30, gak kebayang penumpang dari banjar-Yk jam berapa mereka bakal sampai rumah??
Seduh banget, masih untung kami selamat, tapi pastilah masyarakat Eropa ogah disinggahi pesawat Indonesia kalau kualitas kayak begini. Pesawat rusak masih jg terbang. Kalo delay aja sudah mengganggu jadwal penerbangan apalagi kalo ada kecelakaan bukannya itu merugikan lagi?
Dan........................... balik dari Banjarmasin ke Yogyakarta (dgn pesawat sama) kami masih mengalami nasib yang sama DELLLLLAAAAYYYYYY!!!!!!!! entah kenapa, apalagi yang rusak.... gantian roda belakang kali......
Thursday, August 30, 2007
Monday, August 13, 2007
Mau pulang kok pusing ya...
Duh mau pulang kok jadi pusing ya tinggal 3 hari lagi tapi packing juga belum. Males banget, kebayang capeknya perjalanan ini. Berangkat jam 3 pagi atau jam 2-nya indo, mendarat di solo. Solo-magelang naik taksi...sampai rumah langsung berburu kado. Belum sempat napas mesti ke rumah ibu mertua yg ada 2 orang (he2 suami satu tp ibu mertua dua) besok siangnya mesti cabut ke banjarmasin. Dari bandara mesti ke rumah calon istri adik lumayan lagi jalannya.... wah kebayang sudah pasti ngantuk dan capek.... hue....... Dan keesokannya acara selama 2 hari...duh hancur gak ya badan??? Mudah2an anak2 gak rewel sama sekali. Sekarang ngebayanginnya aja sudah capek.
Friday, August 10, 2007
Macet...(mobil, motor vs jalan raya)
Siapa sih yang suka macet... kalo ada pastilah itu pedagang asongan. Karena macet di tengah hari bolong, dengan terik matahari yang super menyengat pastilah membuat kita tergoda untuk membeli sebotol air mineral. Atau kalopun tidak haus tapi bete yah pedagang koran yang menuai untung. Karena banyak pengemudi membeli koran untuk sekedar membunuh kebosanan dan kemarahan yang tiada batas.
"Kenapa sih macet?" itu selalu terlontar dari mulut kita setiap kali tercebak dalam kemacetan. "Ada kecelakaan ya? Pantes kalo begitu?"
"Hah tidak ada apa-apa? Kok macet?"
"Traffic lightnya bermasalah mungkin?"
"Bukan???"
"Ada yang main serobot jadi bikin dead lock!"
Nah itu satu dari tindakan pengemudi sendiri yang membuatnya terjebak kemacetan. Dia mencari keuntungan untuk diri sendiri dan mengakibatkan kesengsaraan banyak orang.
"Bukan deadlock???"
"Berarti kemungkinan kebanyakan mobil yang lewat pada waktu yang sama."
"Sudah dibatasi aja mobil yang lewat, tapi gak mungkin kan pakai three-in-one semua... gimana kalo mobil yang sudah tua tidak boleh masuk kota!"
Gluthak.....***
"Enak aja terus yang boleh punya mobil yang kaya saja.. kayak daku2 gini tidak boleh ikut menikmati kenyamanan memiliki mobil sendiri tanpa harus mengejar bis kota."
"Pemerintah dong bangun jalan yang banyak biar kita bisa mengambil jalur alternatif, biar kepadatan tidak menumpuk pada satu titik."
"Boleh...tapi rumahmu kena gusur mau tidak?"
"Waw jangan dong??"
"Terus bagaimana mau bangun jalan kalo lahannya saja tidak ada?"
"Fly over neng...!!!!"
"Semua fly over tak mungkin lah yaw!"
"Yah sudah bikin terowongan SMART kayak di KL?"
"Wis tambah tak mungkin lagi.... tahu tidak di Jakarta semua kabel jaringan di dalam tanah tanpa pemetaan yang jelas... kalo dibuat terowongan kemana mereka akan dipindah. Kalau ada satu yang rusak susah lagi nantinya. Jadi kalo bisapun makan waktu berapa puluh tahun...coba bayangin membangun underpas yang cuma 200-300meter aja butuh waktu 2 tahun kalo lebih kalikan saja deh...."
"Wah susah juga ya mengatasi kemacetan... ya sudah pakai tarif parkir yang tinggi!"
"Kalo itu tidak adil orang yang kerjanya di instansi milik negara kan tidak bayar parkir."
Kalau apa-apa saja tidak setuju ya memang pusing jadi pemerintah kekeke.....
"Eh tadi ngomong2 tentang terowongan SMART. Emang di KL jalan bagaimana?"
"Kalau KL jalan banyak ... ditanggung kamu bisa kesasar kalo jalan2 di KL. Karena namanya fly over banyak banget... jalan juga lebar2. Terowongan Smart jg OK."
"Berarti disana gak macet dong?"
"Hi...hi...hi.... macet juga sih!"
"Lho.... kok?????"
"Gimana gak macet semua orang punya mobil bahkan lebih dari satu. Menderita kalo tidak punya mobil, saking banyaknya jalan kalau kita mau naik taksi sopir taksi suka bingung dan menolak. Katanya 'pecah kepala'... Nah karena jalannya banyak dan jauh naik motor bisa garing kan? Lagipula kredit mobil murah kok di KL"
"Kalau di Jakarta masih banyak yang naik motor yah?"
"Iya...di KL kalo mau cari parkiran motor juga susah."
"Parkiran mobil?"
"Weh kalau itu lebih susah lagi... kan sudah dibilang mobilnya banyak. Gimana sih kamu ini?"
"Terus kalau penuh mobil parkir dimana?"
"Sembarang aja... di pinggir jalan."
"Gak takut hilang?"
"Kan ada asuransi. Asuransi wajib di sini untuk membuat STNK. Cuma paling kena denda aja kalo kamu parkir di area clamping zone."
"Ya wis....sekarang kesimpulannya bagaimana biar tidak macet?"
Garuk-garuk kepala. Iya-ya... mau jalan dibangun banyak pasti mobil tambah banyak. Tidak dibangun macet sudah parah banget. Terus bagaimana.... Naik transportasi umum dong...
"Gak enak ah panas dan berdesak2an, banyak copet lagi!"
"Ya sudah nikmatilah macet2 nya... jangan ngomel yah..... It's your choice."
"Kenapa sih macet?" itu selalu terlontar dari mulut kita setiap kali tercebak dalam kemacetan. "Ada kecelakaan ya? Pantes kalo begitu?"
"Hah tidak ada apa-apa? Kok macet?"
"Traffic lightnya bermasalah mungkin?"
"Bukan???"
"Ada yang main serobot jadi bikin dead lock!"
Nah itu satu dari tindakan pengemudi sendiri yang membuatnya terjebak kemacetan. Dia mencari keuntungan untuk diri sendiri dan mengakibatkan kesengsaraan banyak orang.
"Bukan deadlock???"
"Berarti kemungkinan kebanyakan mobil yang lewat pada waktu yang sama."
"Sudah dibatasi aja mobil yang lewat, tapi gak mungkin kan pakai three-in-one semua... gimana kalo mobil yang sudah tua tidak boleh masuk kota!"
Gluthak.....***
"Enak aja terus yang boleh punya mobil yang kaya saja.. kayak daku2 gini tidak boleh ikut menikmati kenyamanan memiliki mobil sendiri tanpa harus mengejar bis kota."
"Pemerintah dong bangun jalan yang banyak biar kita bisa mengambil jalur alternatif, biar kepadatan tidak menumpuk pada satu titik."
"Boleh...tapi rumahmu kena gusur mau tidak?"
"Waw jangan dong??"
"Terus bagaimana mau bangun jalan kalo lahannya saja tidak ada?"
"Fly over neng...!!!!"
"Semua fly over tak mungkin lah yaw!"
"Yah sudah bikin terowongan SMART kayak di KL?"
"Wis tambah tak mungkin lagi.... tahu tidak di Jakarta semua kabel jaringan di dalam tanah tanpa pemetaan yang jelas... kalo dibuat terowongan kemana mereka akan dipindah. Kalau ada satu yang rusak susah lagi nantinya. Jadi kalo bisapun makan waktu berapa puluh tahun...coba bayangin membangun underpas yang cuma 200-300meter aja butuh waktu 2 tahun kalo lebih kalikan saja deh...."
"Wah susah juga ya mengatasi kemacetan... ya sudah pakai tarif parkir yang tinggi!"
"Kalo itu tidak adil orang yang kerjanya di instansi milik negara kan tidak bayar parkir."
Kalau apa-apa saja tidak setuju ya memang pusing jadi pemerintah kekeke.....
"Eh tadi ngomong2 tentang terowongan SMART. Emang di KL jalan bagaimana?"
"Kalau KL jalan banyak ... ditanggung kamu bisa kesasar kalo jalan2 di KL. Karena namanya fly over banyak banget... jalan juga lebar2. Terowongan Smart jg OK."
"Berarti disana gak macet dong?"
"Hi...hi...hi.... macet juga sih!"
"Lho.... kok?????"
"Gimana gak macet semua orang punya mobil bahkan lebih dari satu. Menderita kalo tidak punya mobil, saking banyaknya jalan kalau kita mau naik taksi sopir taksi suka bingung dan menolak. Katanya 'pecah kepala'... Nah karena jalannya banyak dan jauh naik motor bisa garing kan? Lagipula kredit mobil murah kok di KL"
"Kalau di Jakarta masih banyak yang naik motor yah?"
"Iya...di KL kalo mau cari parkiran motor juga susah."
"Parkiran mobil?"
"Weh kalau itu lebih susah lagi... kan sudah dibilang mobilnya banyak. Gimana sih kamu ini?"
"Terus kalau penuh mobil parkir dimana?"
"Sembarang aja... di pinggir jalan."
"Gak takut hilang?"
"Kan ada asuransi. Asuransi wajib di sini untuk membuat STNK. Cuma paling kena denda aja kalo kamu parkir di area clamping zone."
"Ya wis....sekarang kesimpulannya bagaimana biar tidak macet?"
Garuk-garuk kepala. Iya-ya... mau jalan dibangun banyak pasti mobil tambah banyak. Tidak dibangun macet sudah parah banget. Terus bagaimana.... Naik transportasi umum dong...
"Gak enak ah panas dan berdesak2an, banyak copet lagi!"
"Ya sudah nikmatilah macet2 nya... jangan ngomel yah..... It's your choice."
Monday, August 6, 2007
Resah
Resah lagi untuk kesekian kali.... setiap suami bilang susah or bete dengan pekerjaannya. Masih teringat jelas beberapa waktu lalu sebelum ada di tempatnya sekarang. Dia bilang sudah tidak ada harapan, demotivated dan berputus asa. Bukan sekedar emosi tapi juga badan. Jadi sakit. Aduh... saat itu akhirnya aku menganggukkan kepala saat dia minta persetujuan pindah. Aku tahu akan banyak hal yang berubah saat dia pindah nanti. Tapi saat itu aku masih berharap dia mendapatkan pekerjaan di kota tempat tinggalku saat itu.
Tapi ternyata tak semudah harapan... kami menunggu 6 bulan lamanya tapi tak satupun dari lowongan yg dikirim dibalas pada masa itu. Akhirnya dengan berat hati aku meng-iyakan saat dia bilang akan mencoba di negri tetangga. Alhamdulillah memang benar ada beberapa yang menghubunginya. Akhirnya setelah wawancara berjalan kami sebetulnya sedikit ragu karena gaji yg ditawarkan tidaklah berbeda jauh dengan penghasilan kami berdua sebelumnya. Tapi karena alasan sudah tidak mampu bertahan lagi di tempat lama akhirnya kami memutuskan untuk menerima saja.
Bisa ditebak.. walaupun sudah bisa menduga tapi tak ayal kami tetap terkejut dengan kondisi di sini. Dari biaya apartemen, sekolah anak dan biaya hidup sehari2. Tapi setidaknya kami terbiasa tidak punya uang. Yang lebih tidak menyenangkan ternyata salah satu keputusan pindah adalah supaya bekerja tidak seberat tempat yang lama tapi nyatanya justru lebih berat. Hampir setiap hari suami hanya memiliki sedikit waktu untuk istirahat. Tekanan kerja yang demikian tinggi menyita seluruh perhatian dan emosinya. Duh... apa kami salah langkah ya...
Tapi apapun itu salah atau tidak nasi sudah jadi bubur... kami sudah melangkah sejauh ini. Aku coba memberikan semangat padanya. Tapi hari ini sepertinya semangatnya jatuh lagi. Mungkin tekanan itu terlalu berat. Aku tahu dan bisa merasakan keresahannya ... tapi apa daya kami tak bisa berbuat apa2. Adakah tempat yang lebih manusiawi untuk kami? Kami punya tanggung jawab bukan saja pada keluarga inti tapi juga pada keluarga yg lain. Tak bisa kami pulang tanpa bekerja pula. Detik ini aku merasa resah luar biasa... adakah jalan? Aku sudah tak dapat lagi membantunya setelah menjadi pengangguran... kalo plg jg tetep nganggur...
Tuhan...
Sampai pada batas mana Kau beri kami ujian...
sampai batas mana Kau beri kami kesabaran..
Nafasku tinggal separuh...
Akalku tinggal sebelah...
Aku gemetar...
Aku lemah...
Tolong kami...
Berikan jalan untuk kami..
Karena kami tak ingin bagai pelanduk..
Mati ditengah-tengah..
(batas resahku hari ini)
Tapi ternyata tak semudah harapan... kami menunggu 6 bulan lamanya tapi tak satupun dari lowongan yg dikirim dibalas pada masa itu. Akhirnya dengan berat hati aku meng-iyakan saat dia bilang akan mencoba di negri tetangga. Alhamdulillah memang benar ada beberapa yang menghubunginya. Akhirnya setelah wawancara berjalan kami sebetulnya sedikit ragu karena gaji yg ditawarkan tidaklah berbeda jauh dengan penghasilan kami berdua sebelumnya. Tapi karena alasan sudah tidak mampu bertahan lagi di tempat lama akhirnya kami memutuskan untuk menerima saja.
Bisa ditebak.. walaupun sudah bisa menduga tapi tak ayal kami tetap terkejut dengan kondisi di sini. Dari biaya apartemen, sekolah anak dan biaya hidup sehari2. Tapi setidaknya kami terbiasa tidak punya uang. Yang lebih tidak menyenangkan ternyata salah satu keputusan pindah adalah supaya bekerja tidak seberat tempat yang lama tapi nyatanya justru lebih berat. Hampir setiap hari suami hanya memiliki sedikit waktu untuk istirahat. Tekanan kerja yang demikian tinggi menyita seluruh perhatian dan emosinya. Duh... apa kami salah langkah ya...
Tapi apapun itu salah atau tidak nasi sudah jadi bubur... kami sudah melangkah sejauh ini. Aku coba memberikan semangat padanya. Tapi hari ini sepertinya semangatnya jatuh lagi. Mungkin tekanan itu terlalu berat. Aku tahu dan bisa merasakan keresahannya ... tapi apa daya kami tak bisa berbuat apa2. Adakah tempat yang lebih manusiawi untuk kami? Kami punya tanggung jawab bukan saja pada keluarga inti tapi juga pada keluarga yg lain. Tak bisa kami pulang tanpa bekerja pula. Detik ini aku merasa resah luar biasa... adakah jalan? Aku sudah tak dapat lagi membantunya setelah menjadi pengangguran... kalo plg jg tetep nganggur...
Tuhan...
Sampai pada batas mana Kau beri kami ujian...
sampai batas mana Kau beri kami kesabaran..
Nafasku tinggal separuh...
Akalku tinggal sebelah...
Aku gemetar...
Aku lemah...
Tolong kami...
Berikan jalan untuk kami..
Karena kami tak ingin bagai pelanduk..
Mati ditengah-tengah..
(batas resahku hari ini)
Thursday, August 2, 2007
Knapa Nge-Blog
Kenapa ngeblog... Biar gak stress. Dulu biasanya tiap hari ketemu banyak orang tapi sekarang nasib beda...cuma ada suami dan 2 bocil dalam hari2ku.
Dulu tiap hari aku nemu obyek buat ngomong... masalah apa aja ... dan mesti diomongin. Kalo gak gitu selalu aja ada orang punya banyak topik menarik untuk dibahas dari masalah agama, politik, ekonomi, anak, dapur juga kerjaan. Sekarang? I'm alone.
Kagak punya temen ngobrol... makanya nge blog aja deh... habis temanku satu2nya lebih sering bobok kalo pulang kerja. Dan orang yg kutemui hanya bersay "hello" tak ada kata2 lain... habis gak kenal ha2.... Jadi kalo anda sendirian gak punya temen tapi sebenernya hobi ngobrol... nge-blog aja deh. Serta bayangkan bahwa komputer didepan anda adalah lawan bicara... jadi terangkat sedikit beban lah..... So... sorry kalo kadang isi blognya semaunya... namanya jg cuma orang pengen ngobrol......
Dulu tiap hari aku nemu obyek buat ngomong... masalah apa aja ... dan mesti diomongin. Kalo gak gitu selalu aja ada orang punya banyak topik menarik untuk dibahas dari masalah agama, politik, ekonomi, anak, dapur juga kerjaan. Sekarang? I'm alone.
Kagak punya temen ngobrol... makanya nge blog aja deh... habis temanku satu2nya lebih sering bobok kalo pulang kerja. Dan orang yg kutemui hanya bersay "hello" tak ada kata2 lain... habis gak kenal ha2.... Jadi kalo anda sendirian gak punya temen tapi sebenernya hobi ngobrol... nge-blog aja deh. Serta bayangkan bahwa komputer didepan anda adalah lawan bicara... jadi terangkat sedikit beban lah..... So... sorry kalo kadang isi blognya semaunya... namanya jg cuma orang pengen ngobrol......
Subscribe to:
Posts (Atom)