Pages

Monday, August 6, 2007

Resah

Resah lagi untuk kesekian kali.... setiap suami bilang susah or bete dengan pekerjaannya. Masih teringat jelas beberapa waktu lalu sebelum ada di tempatnya sekarang. Dia bilang sudah tidak ada harapan, demotivated dan berputus asa. Bukan sekedar emosi tapi juga badan. Jadi sakit. Aduh... saat itu akhirnya aku menganggukkan kepala saat dia minta persetujuan pindah. Aku tahu akan banyak hal yang berubah saat dia pindah nanti. Tapi saat itu aku masih berharap dia mendapatkan pekerjaan di kota tempat tinggalku saat itu.

Tapi ternyata tak semudah harapan... kami menunggu 6 bulan lamanya tapi tak satupun dari lowongan yg dikirim dibalas pada masa itu. Akhirnya dengan berat hati aku meng-iyakan saat dia bilang akan mencoba di negri tetangga. Alhamdulillah memang benar ada beberapa yang menghubunginya. Akhirnya setelah wawancara berjalan kami sebetulnya sedikit ragu karena gaji yg ditawarkan tidaklah berbeda jauh dengan penghasilan kami berdua sebelumnya. Tapi karena alasan sudah tidak mampu bertahan lagi di tempat lama akhirnya kami memutuskan untuk menerima saja.

Bisa ditebak.. walaupun sudah bisa menduga tapi tak ayal kami tetap terkejut dengan kondisi di sini. Dari biaya apartemen, sekolah anak dan biaya hidup sehari2. Tapi setidaknya kami terbiasa tidak punya uang. Yang lebih tidak menyenangkan ternyata salah satu keputusan pindah adalah supaya bekerja tidak seberat tempat yang lama tapi nyatanya justru lebih berat. Hampir setiap hari suami hanya memiliki sedikit waktu untuk istirahat. Tekanan kerja yang demikian tinggi menyita seluruh perhatian dan emosinya. Duh... apa kami salah langkah ya...

Tapi apapun itu salah atau tidak nasi sudah jadi bubur... kami sudah melangkah sejauh ini. Aku coba memberikan semangat padanya. Tapi hari ini sepertinya semangatnya jatuh lagi. Mungkin tekanan itu terlalu berat. Aku tahu dan bisa merasakan keresahannya ... tapi apa daya kami tak bisa berbuat apa2. Adakah tempat yang lebih manusiawi untuk kami? Kami punya tanggung jawab bukan saja pada keluarga inti tapi juga pada keluarga yg lain. Tak bisa kami pulang tanpa bekerja pula. Detik ini aku merasa resah luar biasa... adakah jalan? Aku sudah tak dapat lagi membantunya setelah menjadi pengangguran... kalo plg jg tetep nganggur...

Tuhan...
Sampai pada batas mana Kau beri kami ujian...
sampai batas mana Kau beri kami kesabaran..
Nafasku tinggal separuh...
Akalku tinggal sebelah...
Aku gemetar...
Aku lemah...

Tolong kami...
Berikan jalan untuk kami..
Karena kami tak ingin bagai pelanduk..
Mati ditengah-tengah..

(batas resahku hari ini)

3 comments:

  1. Hehe..sama mbak aku juga lagi gelisah,suamiku kutuloncaters abiss.skg dia udah mulai browsing2x loker en nego ma beberapa kumpeni,padahal baru 6 bulan kita pindah sini,mending kl.balik Indonesia lg,pilihannya makin jauh lagi...

    ReplyDelete
  2. wes senasib ya... gpp kalo penghasilan lebih bagus kl ky suamiku ni dah pindah kesini tambah nyesek :( pusing...

    ReplyDelete
  3. wah ternyata kita senasib mba.dan aku juga dah mumet...apalagi kalo dah mulai dia bilang cape..pusing n mulai cari lowongannn.....

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...