Pages

Tuesday, July 17, 2007

Pendidikan dulu dan sekarang

Dalam benakku bertanya2 adakah anak2 sekarang bahagia??? Kenapa? Kalo diperhatikan banyak anak yg sangat tertekan saat mereka berangkat ke sekolah. Mereka enggan, menangis atau bahkan mengeluh sakit. Kalo diperhatikan kondisi ini cukup memprihatinkan.

Coba lihat anak2 TK sekarang setiap hari harus mengerjakan PR mereka minimal 4 halaman sehari. Berhitung pun TK kecil sudah sampai 50. Terus masuk SD sudah mesti bisa membaca. Rasanya istilah taman kanak2 tidak pas lagi... mestinya kalo pake istilah taman kanak2 anak benar2 akan happy bila datang (namanya juga ke taman..) Mereka harusnya belajar bagaimana bersosialisasi dengan teman dan orang yg lebih tua (guru tentunya..) dan mengembangkan daya pikir kreatif dan imajinatifnya dengan bermain. Tidak dibuat stress di usia dini. Coba kalo anada orang jaman dulu pasti happy berangkat sekolah TK dan masuk SD pun tak harus pintar membaca.

Begitu juga degan anak2 SD kalo kita lihat banyak materi yg dulu diajarkan di SMP skrg diberikan di bangku SD. KAlo menurut saya sebenarnya usia SD anak dibangkitkan rasa ingin tahu dan senang untuk belajar... tidak dibebani dengan materi yang terlalu berat.
Kalo SMP dan SMA mereka boleh mulai mengembangkan logika dan analisa sederhana. Selain mesti belajar berinteraksi dengan teman sebaya tentunya.

Sebagai orang yang pernah bergerak di bidang pendidikan... beban kurikulum yang terlalu berat buat anak2 tidak membuat seseorang menjadi lebih pintar. Terbukti di bangku kuliah. Masalah sederhana yang dasarnya dulu sangat kuat misalnya perhitungan matematis pindah ruas, perkalian silang dan lain2 justru lepas dari pondasinya. Apalagi kalo kita menggabungkan beberapa rumus dalam satu kasus dan perlu mendapatkan satu analisa, bisa dipastikan hanya 10%-25% dari mahasiswa bisa mengerjakan masalah tersebut dengan baik, dan 30% gagal total alias kalo diberi nilai asli hanya berkisar 0-20.

Jadi sebetulnya apa tujuan pendidikan kita??? Menyiapkan orang untuk siap kerja??? Itu sudah dilakukan apabila anak memilih sekolah kejuruan. Rasa-rasanya pula usia SD dan SMP tak bisa pula dapat pekerjaan yg layak walaupun dg otak brilian, kecuali dia memiliki bakat untuk membuka usaha sendiri. So... untuk apa anak SD dan SMP diberi beban kurikulum berat... cuma sekedar biar keren? Tak seimbang dengan kondisi anak didik yang stress menjalaninya.

Keputusan kurikulum memang kita tidak bisa mengubahnya.. cuma coba ulurkan sedikit bantuan pada anak2 kita untuk tidak memberikan tambahan tekanan kepada mereka dengan mewajibkan mereka meraih rangking tertentu tentunya.

1 comment:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...