Pages

Friday, September 27, 2013

Bahagia Denganmu

Kalaulah aku dilahirkan kembali aku tetap ingin menikah denganmu
 *sinetronkoreamodeon*.  

Menikah 13 tahun lebih, bohong kalau mulus terus. Bisa dibilang buatku pernikahan itu unstoppable learning, forgiving and communication. Pernikahan itu sebuah perjuangan, perjuangan menekan ego diri pribadi, berjuang menemukan ritme yang sesuai dg pasangan, berjuang untuk bersabar, berjuang untuk ikhlas. Happiness is not something we can take it for granted. 

Tak dipungkiri sepanjang jalan pernikahan, bagian sedih, air mata, marah, kecewa, sama besarnya dengannya bagian dari tertawa, bahagia dan kehangatan, Pernah sesekali terlintas dipikiran bahwa aku lelah, teramat sangat lelah dan menjadi sifat burukku aku akan berusaha menghindar dari sumber konflik, aku tenggelam dalam masalahku, tanpa ujung.


Beberapa kali aku berhasil dengan metode itu, it resolved by time. Tapi tak selamanya itu berhasil, karena masalah-masalah itu muncul kembali. Bila diibaratkan sebuah benang, ruwetnya makin menjadi-jadi. Saat masalah eksternal menjadi bumbu konflik internal pernikahan kami dan dua-dua diantara kami berpikir dari sudut pandang kami sendiri, 'Aku maunya begini, kamu harusnya begitu. Kamu tak mau mengerti aku, kamu egois,' hal-hal seperti itu yang menguasai diriku dan juga diri suamiku. Api dalam sekam mulai menggerogoti pribadi kami.

Turning point

Pada suatu titik penuh keputusasaan aku memberanian diri menegurnya dan mengajaknya bicara dari hati kehati.
 "Mau kemanakah pernikahan kita akan dibawa, aku ikhlas atas apapun keputusanmu. Lets don't torture each other." 
Terus terang kukatakan kelelahanku, ketidakberdayaanku karena komunikasi tak pernah lancar dan tidak pernah waktu khusus untuk "kita". Kalau boleh mengaku perasaanku saat itu, antara takut, putus asa dan pasrah berbaur jadi satu.
"Let's save our marriage, lets start with new beginning. Bertanggung jawab untuk menjaga pernikahan ini seperti janji kita waktu menikah dulu."
Jawabannya yang membuatku lega tapi juga harus segera mencari langkah-langkah cepat supaya tidak menjadi basi

Start over
Sesuai dengan janji, kami memulai lagi dengan langkah baru, forget the past and just focus about what we will do for the rest. Kami merubah diri kami, bukan hanya menuntut pihak istri atau pihak suami saja. We changed ourselves completely. Kaku sih awal-awalnya, gimana ngga kaku, aku mulai memperlakukan suami seperti pada anak-anak, memanjakannya seperti ibu memanjakan anak-anaknya. Lama-lama kekakuan kami mencair. Ternyata baru kusadari untuk mendapatkan sesuatu yang baik kita harus berlaku 2 kali lebih baik dari yang kita harapkan. Dan benar aku mendapatkan balasan yang baik, he treats me better.

Memasrahkan Hidup kepada Allah

Selesaikah cobaan kami?? Belooommm, selama hayat dikandung badan cobaan akan selalu datang silih berganti. Kesempitan rejeki, macam-macam sakit yang kemudian di derita suami kembali megguncang hari-hari kami. But it is easier because we become one. Menyatukan pikiran, menyatukan langkah, apabila salah satu jatuh dan rapuh maka yang satunya harus mengulurkan tangan supaya tak terjatuh makin dalam. Bahka sesekali kami menertawakan kesempitan kami supaya tak terasa jadi beban.

Ternyata pernikahan yang damai itu mendatangkan barokah. Hati menjadi lebih tenang, dan mudah menerima hal-hal yang baik. Betapa bahagianya hatiku sebagai istri, ketika aku tidak mengkhawatirkan kesedihan-kesedihan karenanya. Bahagianya hatku sebagai istri yang tak henti-henti diingatkan suami supaya lebih dekat ke Allah, supaya tak lupa bersyukur atas nikmat Nya, memohon pertolongan saat cobaan demi cobaan tiba, memohon perlindungan dan keselamatan hanya ke pada Allah semata.
Does he become completely a person as I want him to be? Of course he doesn't. But I accept whatever he is.
Aku bukan istri yang sempurna, dia juga bukan suami yang sempurna. Tak kan lah aku menuntutnya lebih dari yang dia mampu kalau aku juga hanya bisa memberinya semampuku. Dalam doaku kupanjatkan :
Berikanlah kami berdua kesehatan, kemampuan dan umur untuk mengasuh dan membesarkan buah hati kami dan menjadikan mereka anak2 soleh solihah

Now I can say, I am Happy with you....

Kalaulah aku dilahirkan kembali aku tetap ingin menikah denganmu
Tak banyak suami yang mau menggantikan masak tiap weekend 
Tak banyak pula suami yang tahan sama kemalasan istri kalau lagi kumat 
Tak banyak juga yang tahan sama istri yang bawel
Dan memang sepertinya yang mau menikahiku ya cuma kamu  :D


Kisah pernikahan ini diikutsertakan pada Giveaway 10th Wedding Anniversary by Heart of Mine



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...