Pages

Thursday, September 19, 2013

Paceklik dan matematika Allah

Pagi ini seorang teman di tempat kerjaku dulu menyapaku, beliau bertanya "Sedang musim apa bu disana? Di sini ini musim paceklik." Ternyata apa yang kurasakan beberapa waktu lalu juga dirasakan teman-temanku, terlalu sering melihat ke atas *getokkepalabiarnunduk* yang banyak shopping, bergaya hidup yang cukup tinggi didalam pandanganku, membuat saat paceklik begini membuatku jadi semakin ngilu.

Seperti halnya para petani menghadapi paceklik, hidup kita juga terkadang menghadapi musim paceklik hebat. Saat tiba-tiba banyak tumpukan hutang tak terbayar, saat harta karun aka uang-uang yang biasanya nyelip di laci tidak ditemui lagi hiks (ini aktivitas favorit saya kalau lagi paceklik aka bokek), saat semua jenis permintaan anak yang bukan untuk sekolah ditolak mentah-mentah, tapi ternyata tetap juga tidak bisa melepaskan diri dari paceklik hebat.



gambar : google

Tanda-tanda paceklik hebat versi aku :
* badan mulai lemes tak bertenaga pikiran galau, sedih tak terkira, gampang emosian..
* mulai susah tidur, sibuk ngitungin sisa uang dan mulai ngitung kancing *cukup-nggak-cukup-nggak-cukup-nggak...* terus hanya bisa menghela nafas dalam hffttttt....
* mulai menawarkan makan diluar tapi diakhiri dengan, makan nasi sama telur dan mie goreng saja ya yang hemat
* mulai berpikir yang enggak-enggak termasuk mengambil yang bukan hak kita (maksudku bukan nyolong ya.... tapi bikin excuse supaya libur sedekah, libur berqurban dengan alasan buat membayar hutang, pdahal ini sama kayak hutang)
* mulai panas dingin kalau telepon ortu takut diminta mudik, panas dingin kalo ditagih bayar les, bayar sekolah dan semua tagihan bulanan lainnya
dan masih banyakkkkkkk lagi, sampai merasa kok ya hidup sulit banget ya (kambuh lebay-nya jadi kufur nikmat)
Kadang menyesali, kok ya ngga punya planning, tapinya mau diplanning bagaimana lagi kalau tiba-tiba BBM naik, harga barang naik, school fee ganti harga tiap tahun naik 10% 5 thn sudah naik 50% bubar sudah anggaran jk panjangnya, padahal gaji dari ketahun bergerak naik cuma 1-2% tapi kenaikan harga bergeraknya bisa sampai 8-10% (angka inflasi di Indonesia diperkirakan juga tinggi kan). Alhasil sepertinya uang gaji hanya mampir sementara saja. Apalagi penghasilan sampingan di luar gaji juga seret, semakin bertambah-tambah keruwetan masalah kita.
"Tidak ada kegelisahan di hati orang yang beriman"
Pernah dengar kata-kata ini? Sering, tapi..... tetep aja gelisah ya (itu aku). Jadi kesimpulannya "kurang beriman ya" hihihi. Suamiku sering banget menegurku untuk masalah ini, "Daripada gelisah, banyak-banyaklah berdoa, Allah itu penguasa kerajaan langit, yang atheis aja dikasih masak kita yang menyembahNya dan meminta tidak dikasih?"


Allahumma inni a’uudzubika minal hammi wal hazan, wa a’uudzubika minal ‘ajiz wal kasali, wa a’u udzubika minal jubni wal bukhli wa a’uudzubika min ghalabatid dayni wa qahrir rajali 
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa susah dan duka, dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas, dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, serta aku berlindung kepada-Mu dari hutang yang tak terbayar dan dari belenggu orang lain.”

(H.R. Abu Umamah dan Abu Sa’id)
Dasar istri bandel ya, masih aja galau bin risau. Piktor2 masih saja berkelebat ke sana kemari. Tapi sungguhpun seperti aku dijewer Yang Maha Kuasa, hanya beberapa hari dari berdoa satu persatu masalah mendapat keringanan, mendapat rejeki yang tidak disangka-sangka untuk menutup hutang uang sekolah anak-anak, dapat rejeki tiket mudik promo, dengan harga hanya 60% dari harga yg biasa dibayarkan bila mudik. Nah, cukup kan.... masalah akhir tahun habis mudik ngutang lagi untuk bayar sekolah, minta lagi lah sama Allah. *hobi kok ngutang ya*

Alhamdulillah, sungguh pun kuasa Allah sangat besar, dan lagi Maha Pemurah. Untung saja belum terucap dimulutku untuk mengambil hak orang lain, bisa malu hati lagi dan lagi.
Janjiku dalam hati supaya lebih pasrah, supaya yakin dalam berdoa, dan satu lagi untuk mengenyahkan si piktor

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...